Distraksi Digital (2-Habis): Ilusi Produktivitas

Distraksi Digital (2-Habis): Ilusi Produktivitas

ILUSTRASI Distraksi Digital (2-Habis): Ilusi Produktivitas.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Sastra Digital Melalui Video Animasi Cerita Pendek: Kreativitas di Era Modern

BACA JUGA:Bisnis Digital Bebas Masalah? Mulai dari Perlindungan Hak Cipta!

Dalam lingkungan itu, fokus menjadi sulit dipertahankan karena otak terus-menerus dipacu untuk merespons stimulus baru. 

Akibatnya, banyak dari mereka yang mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis dan memproses informasi secara mendalam.

TikTok, dengan algoritma yang sangat personal, adalah contoh nyata bagaimana generasi muda terjebak dalam distraksi yang dirancang untuk mengikat perhatian mereka selama mungkin. 

Namun, ini bukan hanya tentang platform itu sendiri. Distraksi digital adalah desain, bukan kecelakaan. Algoritma dirancang untuk memanfaatkan kelemahan manusia dalam mengelola perhatian.

BACA JUGA:Demokrasi Digital dan Partisipasi Pemilih

BACA JUGA:Peran Media Digital dalam Membangun Rasa Nasionalisme dan Bela Negara

Pengguna internet dan aplikasi-aplikasi digital, tanpa kecuali, tidak kebal dari fenomena tersebut. Jika generasi Z dan Alpha adalah diatributasi sebagai ”digital natives”, milenial adalah ”generasi peralihan” yang terjebak di antara dua dunia: pradigital dan digital. 

Meski memiliki kenangan tentang dunia tanpa internet, mereka kini menjadi kelompok paling rentan terhadap multitasking digital. 

E-mail yang berdenting setiap menit, rapat virtual yang terus menunggu, dan tekanan untuk ”selalu tersedia” menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan dan kurang produktif.

Generasi sebelumnya, termasuk generasi X dan baby boomers, juga tidak sepenuhnya kebal. Kecenderungan mereka untuk beralih ke media sosial sebagai bentuk hiburan atau pelarian sering kali membuat mereka kehilangan waktu tanpa disadari. 

BACA JUGA:Konteks Baru Kata 'Menyala' di Era Digital

BACA JUGA:Arah Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia

Fenomena itu menunjukkan bahwa distraksi digital bukan hanya masalah anak muda, melainkan juga tantangan lintas generasi yang membutuhkan perhatian serius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: