DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi

ILUSTRASI DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Sebagai respons atas pertumbuhan pesat DeepSeek, Presiden AS Donald Trump, melalui Menteri Perdagangan Howard Lutnick, memberikan sinyal bahwa AS akan membatasi ekspor chip produksi Nvidia Corp ke perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kepemimpinan AS di sektor teknologi dan menciptakan standar global dalam AI, serupa dengan standar AS untuk keamanan siber.
Dengan pendekatan inovatif yang lebih hemat biaya dan efisien, DeepSeek dinilai para pakar teknologi informasi (TI) telah berhasil menjungkirbalikkan dunia Barat yang selama ini memandang sebelah mata perkembangan iptek Tiongkok.
BACA JUGA:DeepSeek Didukung Pemerintah Tiongkok, Pukulan Berat Bagi Nvidia
BACA JUGA:DeepSeek Ramai Dikecam di AS, Bakal Bernasib Seperti TIkTok?
Mengutip pernyataan kantor berita Antara, dalam waktu hanya dua tahun, dengan tim kecil berjumlah 200 orang dan dana sekitar Rp 89 miliar, gebrakan AI karya ilmuwan Negeri Tirai Bambu itu berhasil merebut posisi aplikasi nomor satu di App Store, mengalahkan ChatGPT yang dikembangkan OpenAI selama 10 tahun dengan investasi Rp 105,6 triliun.
Sebaliknya, sebagai perbandingan, OpenAI membutuhkan waktu satu dekade, 4.500 karyawan, dan investasi Rp 105,6 triliun untuk menjadikan ChatGPT sebagai aplikasi peringkat kedua di App Store.
Alasan di balik melesatnya pamor DeepSeek adalah platform itu mampu beroperasi dengan kebutuhan energi listrik yang relatif minim jika dibandingkan dengan kecerdasan buatan OpenAI dan Meta AI.
BACA JUGA:DeepSeek: Inovasi AI yang Mengguncang Dunia Teknologi dan Energi
BACA JUGA:Deepseek, Asisten AI Buatan Tiongkok yang Ancam ChatGPT
Konsekuensinya, perubahan itu diprediksi bakal ikut mengoreksi proyeksi kebutuhan energi dari pusat data secara radikal di masa mendatang. Dengan dmeikian, kehadiran AI itu memicu kekhawatiran besar di Gedung Putih dan Pentagon, yang segera menggelar pertemuan darurat membahas strategi pertahanan ekonomi berbasis teknologi.
Trump menyikapi hadirnya platform dari seteru dagang bebuyutannya sebagai sesuatu yang berpotensi mengancam hegemoni AS di bidang iptek.
Terdapat sejumlah pandangan mengapa Tiongkok secara mengejutkan menggebrak dengan kemunculan AI yang sukses mendobrak hegemoni Barat.
Pertama, mengingat pembatasan ekspor teknologi yang diberlakukan Paman Sam pasca-Trump menang pilpres terhadap Negeri Tirai Bambu, kehadiran DeepSeek mampu menghindarkan Tiongkok dari kebijakan embargo AS.
Meski berdampak pada akses DeepSeek terhadap teknologi chip canggih yang umumnya hanya dimiliki perusahaan-perusahaan teknologi besar di AS, kenyataannya, DeepSeek berhasil mengembangkan teknologi AI yang efisien dan canggih. Bahkan, bisa mengalahkan model-model AI yang lebih dulu ada di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: