DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi
![DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi](https://cms.disway.id/uploads/14b087a8d66256aadd279b58157d2067.jpg)
ILUSTRASI DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Hal yang menggembirakan adalah sejumlah sektor mengalami pertumbuhan positif meski di tengah hantaman pandemi Covid-19. Di antaranya, sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, transportasi, dan pergudangan.
Sementara itu, sektor informasi dan komunikasi dalam tiga kuartal 2020 selalu menunjukkan pertumbuhan positif meski dalam situasi pandemi.
Sektor jasa keuangan tercatat sempat terkontraksi pada kuartal kedua 2020, tetapi kembali membaik pada kuartal ketiga 2020.
Pada 2024, ekonomi digital nasional berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4 persen dan naik 1,5 kali lipatnya. Lonjakan terjadi pada sektor e-commerce sebesar 34 persen, yang mana penyebarannya meliputi B2B service dan rantai pasok dengan kontribusi 13 persen.
Dengan demikian, dari sisi ekonomi, persaingan antara DeepSeek dan AI buatan AS embawa dampak positif bagi Indonesia. Dengan adanya alternatif yang lebih murah, Indonesia dapat mengadopsi teknologi AI tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Hal itu terutama bermanfaat bagi sektor UMKM, yang dapat memanfaatkan DeepSeek untuk analisis pasar, manajemen inventaris, atau bahkan pemasaran digital.
Menurut riset pasar PwC (2022), pasar AI global diprediksi akan mencapai nilai USD1,5 triliun pada 2030 dan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi bagian dari pertumbuhan itu.
Persaingan AS-Tiongkok dalam AI membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan teknologi terbaik, dengan biaya yang lebih kompetitif.
Data Kementerian Koperasi dan UKM, pada kuartal II 2024, Indonesia memiliki 65,5 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sebagai pilar penting pembangunan, UMKM berkontribusi besar bagi perekonomian bangsa. Sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 61 persen atau senilai Rp 9.580 triliun, sementara kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari total tenaga kerja.
Oleh karena itu, dengan dukungan AI DeepSeek yang murah dan terjangkau, potensi untuk menciptakan akselerasi UMKM sebagai mesin pertumbuhan ekonomi sangat terbuka lebar. (*)
*) Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan publik dan peneliti di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership dan mahasiswa pascasarjana Program S-3 PSDM Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: