Mengenalkan Profesi Penulis dalam Kelas Inspirasi Mojokerto 8 untuk Anak-Anak di Kaki Welirang

Mengenalkan Profesi Penulis dalam Kelas Inspirasi Mojokerto 8 untuk Anak-Anak di Kaki Welirang

Untuk mengenalkan profesi penulis dalam Kelas Inspirasi, ada kartu kata sebagai bahan mengajar di kelas 3. Tampak para siswa memilih kartu kata untuk membuat kalimat hingga menjadi cerpen. --Bramasta/Rofil

Terasa kurang lama. Cuma sehari, tetapi senyumnya berhari-hari. Melewatkan satu hari penuh bersama anak-anak manis di Desa Sajen, Pacet, dalam kelas Inspirasi sungguh tak terlupakan.

Ini adalah kelas inspirasi yang ketiga bagiku. Setelah yang pertama di Jombang pada 2017 dan di Surabaya pada 2018. Rasanya sudah lama sekali tidak ikut acara seru ini. Karena itu, ketika muncul informasi Kelas Inspirasi Mojokerto ke-8, aku pun ikut. 

Kelas Inspirasi Mojokerto 8 ini adalah kelas inspirasi yang pertama dilaksanakan pada 2025. Konsep Kelas Inspirasi sudah sepuluh tahun lalu dibuat. Kegiatan yang masih terus bergerak ini dikembangkan dari gerakan Indonesia Mengajar.

Hari saat Kelas Inspirasi berlangsung disebut dengan Hari Inspirasi. Nah Hari Inspirasi Rombel SDN Sajen 2, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto dilaksanakan pada Sabtu, 1 Februari 2025. Kali ini, aku ingin mengenalkan profesi penulis.

BACA JUGA: Kapolres Kediri Kota Mendadak Jadi Guru di Kelas Inspirasi

Aku ingin menunjukkan bahwa ada profesi lain yang bisa menjadi tujuan luhur kehidupan selain dokter, tentara, atau polisi. Ini berbeda dengan ketika mengisi dua Kelas Inspirasi yang pertama, aku mengusung profesi chef untuk dikenalkan.
Tim Kelas Inspirasi Rombel SDN Sajen 2 yang terdiri dari 7 relawan pengajar, 4 dokumentator, dan 7 fasilitator dengan anak-anak Kelas Inspirasi Mojokerto 8 di SDN Sajen 2, Sajen, Pacet, Mojokerto. --Bramasta/Rofil

Ketika memperkenalkan profesi itu, aku tinggal membawa setumpuk donat. Aku mengajak mereka menghias donat dengan riang gembira saat itu. Tapi, apa yang harus kulakukan dengan profesi penulis ini?

Ternyata, tidak semudah itu. Aku harus memikirkan bagaimana caranya mengenalkan profesi menulis dengan alat bantu yang tepat. Ahirnya aku membuat kartu bergambar dan kartu kata. Kugunakan untuk mengajar di kelas 3 dan 5.

BACA JUGA: Anggaran Pendidikan Dipangkas Rp 7,27 Triliun, Pendidikan Dasar Indonesia Terancam!

Kartu bergambar yang lebih kompleks untuk kelas 5. Sementara kartu kata-kata yang bisa menjadi sumber ide menulis cerita untuk kelas 3. Tujuanku satu, mengajak anak-anak di kaki Gunung Welirang itu membuat cerita pendek sederhana.

Selain mengajar kelas 3 dan 5, aku juga memperoleh tugas mengajar di kelas 2 di sesi terakhir. Sebab ada relawan pengajar ternyata berhalangan datang. Jadi, satu set kartu permainan kutambahkan.

Jika keenam relawan pengajar dan 4 orang dokumentator, juga 7 orang fasilitator alias panitia pelaksana, datang satu hari sebelumnya ke SDN Sajen 2, tempat kami mengajar. Hanya aku yang datang pada Hari Inspirasi dan tidak menginap.

BACA JUGA: Anggaran Pendidikan Dipangkas, Akademisi Unair Sebut Kualitas Akademik dan Riset Terancam Menurun

Diantar suami, aku berangkat selepas Subuh dari Surabaya. Pukul enam lebih delapan menit, aku tiba di sekolah yang masih bersaput kabut. Teman-teman relawan rupanya sedang asyik sarapan. Setelah itu, kami briefing dan persiapan pembukaan.

Anak-anak juga mulai berdatangan di sekolah. Mereka sepertinya tak sabar ingin memulai belajar. Ketika diminta berbaris di lapangan layaknya upacara, mereka segera mematuhinya. Kelas Inspirasi Mojokerto 8 dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: