Niantic Dikabarkan Dijual ke Scopely, Nasib Pokemon GO di ujung tanduk

Pokemon GO dikabarkan akan dibeli oleh Scopely dari Niantic. --Pokemon GO Live
HARIAN DISWAY – Dunia gim mobile dikejutkan dengan kabar terbaru dari Bloomberg: Niantic. Perusahaan pengembang Pokémon GO itu sedang dalam pembicaraan untuk menjual bisnisnya ke Scopely, perusahaan gim asal Amerika yang kini dimiliki oleh Arab Saudi.
Nilai yang dibahas tidak main-main. Yakni mencapai 3,5 miliar USD atau sekitar Rp 55 triliun.
Jika kesepakatan itu terjadi, maka Pokémon GO, gim yang merevolusi dunia augmented reality (AR) sejak debutnya pada 2016, akan berada di bawah kendali Scopely.
Selain itu, gim lain milik Niantic, seperti Pikmin Bloom dan Monster Hunter Now, juga diperkirakan masuk dalam kesepakatan tersebut.
Bagi Niantic, itu bukan kali pertama mereka menghadapi tantangan besar. Setelah sukses dengan Pokémon GO, mereka berusaha memperluas portofolio dengan berbagai proyek AR.
Sayangnya, banyak di antaranya yang kurang berhasil. Harry Potter: Wizards Unite harus ditutup pada 2022 karena kurangnya minat. Juga gim-gim lain seperti Catan: World Explorers serta NBA All-World juga tidak mampu menarik perhatian luas.
Di sisi lain, Scopely justru tengah berkembang pesat setelah diakuisisi oleh Savvy Games Group, anak perusahaan dari Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi.
Dengan dana besar dan strategi ekspansi agresif, mereka telah memperkuat posisinya di industri gim mobile global.
BACA JUGA:Kairyu to Yubinya-san: Petualangan Baru di Dunia Pokemon
BACA JUGA:Pokemon Center Rilis Boneka Gardevoir Berukuran Asli
Mega Altaria di Pokemon Go.-Pokemon Go-
Pada Agustus 2023, Niantic sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Savvy Games Group.
Kesepakatan itu bertujuan untuk memperluas jangkauan Niantic di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Kini, dengan rencana akuisisi itu, hubungan tersebut bisa menjadi lebih dalam dan strategis.
Jika penjualan itu benar-benar terjadi, apa dampaknya bagi para pemain Pokémon GO? Sejak dirilis pada 2016, gim itu tetap memiliki basis pemain yang besar. Meski popularitasnya sempat menurun setelah puncak kejayaannya.
Dengan adanya potensi perubahan kepemilikan, komunitas pemain mungkin akan menghadapi berbagai kemungkinan: mulai dari inovasi baru hingga perubahan arah bisnis yang bisa mengubah pengalaman bermain secara signifikan.
Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Pokémon GO tetap merupakan hasil kolaborasi antara Niantic dan The Pokémon Company.
Artinya, meskipun kepemilikan Niantic berpindah tangan, keputusan besar terkait franchise Pokémon tetap harus melibatkan pihak Nintendo, Game Freak, dan The Pokémon Company.
BACA JUGA:Mythical Island: 4 Kartu Terkuat yang Mengubah Meta Pokemon TCG Pocket
BACA JUGA:Mengenal Meta Deck Terbaru yang Bisa Diramu di Pokemon TCG Pocket
Arab Saudi semakin aktif berinvestasi di industri hiburan global. Selain Savvy Games Group yang mengakuisisi Scopely, PIF juga memiliki saham di Nintendo, Toei Animation, dan bahkan SNK dengan kepemilikan mencapai 96,18 persen.
Di sisi lain, keterlibatan PIF dalam industri gim dan hiburan juga menuai kritik. PIF diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sosok yang kontroversial di dunia politik.
Ia dikritik atas perannya dalam perang di Yaman, serta dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.
Meski begitu, pemerintah Arab Saudi terus berupaya memperluas pengaruhnya di dunia hiburan dan teknologi.
Meski angka yang dibicarakan sudah jelas, Bloomberg menegaskan bahwa belum ada jaminan kesepakatan itu akan terjadi. Pembicaraan masih berlangsung. Dan bisa saja batal jika tidak mencapai kata sepakat.
Bagi pemain Pokémon GO, kabar itu tentu menimbulkan tanda tanya besar: apakah gim itu akan tetap seperti sekarang atau justru mengalami perubahan besar? Jawabannya masih harus ditunggu dalam beberapa minggu ke depan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: