DeepSeek, Deepfake, dan Deep-insight

ILUSTRASI DeepSeek, Deepfake, dan Deep-insight.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:DeepSeek vs ChatGPT, Adu Kelebihan dan Kekurangan
Secara politis, kemunculan DeepSeek menguntungkan pemerintah Tiongkok dalam konteks relasi dengan AS. Pemerintah AS membatasi penjualan chip canggih sehingga menghambat pengembangan chatbot di Tiongkok. Dengan DeepSeek, Tiongkok mampu melepas belenggu ketergantungan teknologi pada AS.
Namun, secanggih aplikasi dikembangkan, tetap ada kelemahannya. DeepSeek ditengarai menyaring konten berkategori sensitif secara politis. Isu-isu terkait agama, sejarah, atau privasi pemimpin Tiongkok disensor. Karena itu, sebagian kalangan menilai informasi DeepSeek tak akurat.
Akses mudah dan murah juga berpotensi mengancam kehidupan sosial. Dengan pelbagai chatbot berbasis AI yang ada, serangkaian kejahatan menyerang masyarakat yang tak berdaya dan berliterasi digital rendah. Pelbagai bentuk kejahatan muncul yang populer disebut deepfake.
BACA JUGA:AI DeepSeek Geser ChatGPT, Inovasi Tiongkok yang Menuai Pro dan Kontra!
BACA JUGA:Liang Wenfeng, Sosok Misterius di Balik DeepSeek AI
DEEPFAKE
Deepfake sebagai teknik rekayasa citra manusia berbasis AI. Istilah deepfake tak lepas dari algoritma membuka peluang bagi users mengubah wajah aktor tertentu menjadi wajah lainnya dalam video dengan format photorealistic atau meniru objek visual. Deepfake juga digunakan untuk merekayasa gambar.
Seiring masa berjalan, rekayasa video atau gambar kemudian disalahgunakan memicu kejahatan yang merugikan masyarakat. Penyalahgunaan deepfake dilakukan untuk menyebarkan konten-konten saru atau pornografi (deepfake porn), penipuan, atau kejahatan lainnya.
Pelaku kejahatan deepfake porn mencuri otoritas tubuh dan merekayasa sekehendak pelaku tanpa sepengetahuan korban. Sudah barang tentu aksi itu termasuk perbuatan kriminal, yakni mencuri data pribadi, menyebarkan informasi asusila, dan pemalsuan data.
BACA JUGA:DeepSeek Didukung Pemerintah Tiongkok, Pukulan Berat Bagi Nvidia
BACA JUGA:DeepSeek Ramai Dikecam di AS, Bakal Bernasib Seperti TIkTok?
Sasaran pelaku kejahatan deepfake adalah tokoh politik, pemimpin pemerintahan, dan artis atau selebritas. Artis Korea Selatan, misalnya, Park Ha-sun, mengaku menjadi korban deepfake. Pelakunya bukan sembarang orang, yakni guru besar di sebuah universitas.
Di bidang politik, Presiden AS Donald Trump pernah menjadi objek visual dari kejahatan deepfake. Sempat juga beredar Presiden Prabowo dan pejabat lain menjadi objek visual deepfake. Masyarakat menjadi korban aksi yang tak terpuji itu dan mengalami kerugian material.
Bareskrim Mabes Polri mengungkap rekayasa pemanfaatan foto dan suara Presiden Prabowo, Wapres Gibran, Menkeu Sri Mulyani, dan pejabat lainnya. Dalam video rekayasa, para pejabat itu seolah menginfokan pemerintah menawarkan bantuan kepada warga yang membutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: deepseek