9 Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia, Penuh Makna Sosial dan Spiritual!

Berbagai tradisi Ramadan yang mulai menhilang dan yang masih tetap lestari dilasanakan tiap tahunnya. -Pngtree -Pinterest
Bergeser ke wilayah Indonesia lainnya, lebih tepatnya Yogyakarta, terdapat tradisi yang cukup berbeda dari kedua tradisi di atas yaitu Padusan.
Dalam bahasa Jawa padusan berasal dari kata padus yang berarti ‘mandi’.
Itu berarti dengan padusan, seseorang melakukan penyucian diri, serta membersihkan jiwa dan raga untuk menyambut Ramadan.
Selain itu, makna lainnya bisa merupakan kesempatan untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan.
Sehingga saat bulan puasa kita dalam keadaan yang suci, baik secara lahir maupun batin.
Marpangir:
Menyebrang ke Pulau Sumatera, Marpangir merupakan tradisi yang dilakukan di sejumlah daerah di Sumatera Utara untuk menyambut Ramadan bertujuan untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan
Sama seperti Padusan di Yogya, aktivitas yang dilakukan dalam tradisi ini yaitu mandi. Namun yang membedakan keduanya yaitu dalam Marpangir mandi tradisional yang dilakukan dengan dedaunan atau rempah seperti daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang untuk wewangian.
Malamang:
Masih di Pulau Sumatera, lebih tepatnya Sumatera Barat terdapat tradisi Malamang. Dalam Malamang kegiatan yang dilakukan yaitu membuat masakan tradisional yang khusus dibuat menjelang Ramadan yaitu lemang.
Tradisi itu memiliki tujuan dari kegiatan ini yaitu supaya antar masyarakat Minangkabau terpupuk rasa kebersamaan antara sesama.
BACA JUGA:7 Tip Tetap Fokus saat Ramadan, Puasa Bukan Alasan untuk Malas!
BACA JUGA:8 Ramadan Goals untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Hidup Lebih Produktif
Meugang:
Tradisi Meugang terletak di daerah yang mempunyai julukan ‘Serambi Mekkah’ atau Aceh. Di Aceh, tradisi menyambut Ramadan disebut dengan Meugang atau Haghi Mamagang.
Tradisi itu sudah sangat lama dilakukan. Sejak abad ke-14 di mana saat itu merupakan zaman keemasan Kerajaan Aceh Darussalam.
Kegiatan tersebut dilakukan sehari sebelum bulan Ramadan. Yakni diisi dengan aktivitas memasak daging sapi, kambing, atau kerbau yang nantinya akan disantap bersama anggota keluarga, kerabat, atau yatim piatu.
Tak hanya sebelum Ramadan, Meugang juga dilakukan pada saat menyambut datangnya Iduladha ataupun Idulfitri.
Mattunu Solong:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: