Catur Pusat Pendidikan ala Mendikdasmen

ILUSTRASI Catur Pusat Pendidikan ala Mendikdasmen.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
KESUKSESAN anak dalam menempuh pendidikan bukan murni tanggung jawab sekolah. Hal itu berarti orang tua tidak boleh memasrahkan begitu saja pendidikan dan pengasuhan buah hatinya ke sekolah. Sinergi semua pihak untuk menyukseskan pendidikan dan pengasuhan anak mutlak diperlukan.
Tegasnya, dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi emas yang berkarakter, pasti diperlukan keterlibatan banyak pihak.
Pada konteks itulah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memopulerkan istilah catur pusat pendidikan. catur pusat pendidikan merupakan pengembangan dari konsep tripusat atau trisentra pendidikan. Konsep trisentra pendidikan merujuk pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 20 Ribu Rumah Dinas untuk Guru, Mendikdasmen: Agar Lebih Fokus Mengajar
BACA JUGA:Rumah Pendidikan Gantikan Platform Merdeka Mengajar, Kemendikdasmen Ingin Ringankan Beban Guru
Bapak Pendidikan Nasional itu mengemukakan, ”Di dalam hidupnya anak-anak memiliki tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda”.
Dari pemikiran Ki Hajar itulah, selanjutnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenalkan istilah Tripusat Pendidikan yang meliputi: pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.
Keberadaan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Tiga entitas tersebut turut melahirkan sistem pendidikan dalam berbagai bentuk, yakni formal, nonformal, dan informal.
BACA JUGA:Mendikdasmen: Ujian Nasional Hanya untuk Sekolah Terakreditasi
Dengan mempertimbangkan perkembangan era digital saat ini, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menambahkan satu lagi pusat pendidikan, yaitu media. Menurutnya, posisi media sangat penting menjadi bagian dari pilar pendidikan dan pengasuhan anak.
Apalagi, faktanya, anak-anak kini telah menjadi bagian dari masyarakat virtual (virtual community). Anak-anak juga lebih banyak berkomunikasi melalui dunia maya dengan teman sebayanya.
Menurut hasil riset Medcom.id, pada kurun 2019–2020, lebih dari 98 persen kelompok milenial dan generasi Z mengakses internet. Hanya 4–8 persen generasi milenial yang masih membaca media cetak.
BACA JUGA:Mendikdasmen: Gaji Guru Naik, Honorer yang Sudah Lulus PPG Dapat Tambahan Rp 2 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: