Catur Pusat Pendidikan ala Mendikdasmen

ILUSTRASI Catur Pusat Pendidikan ala Mendikdasmen.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Mendikdasmen Sebut Pendidikan Ratusan Ribu Guru Belum D4 atau S1
Lebih dari 79 persen generasi milenial menonton televisi melalui livestreaming. Data itu menunjukkan bahwa ketergantungan anak-anak terhadap media sosial (medsos) sungguh luar biasa. Bahkan, sebagian dari mereka berprinsip: no gadget no life.
CATUR PUSAT PENDIDIKAN
Catur pusat pendidikan yang pertama adalah keluarga. Penting disadari bahwa institusi yang pertama dan terutama dalam pendidikan anak sejatinya adalah keluarga. Di dalam institusi keluarga itu, yang menjadi pendidik dan pengasuh terbaik tentu saja adalah orang tua.
Kedua orang tua idealnya menjadi role model keteladanan bagi buah hatinya. Begitu pentingnya posisi orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan anak, rumah atau keluarga dikatakan sebagai madrasah yang terutama.
BACA JUGA:Wapres RI Gibran Minta Mendikdasmen Hapus Sistem Zonasi
Hal itu sejalan dengan pernyataan hikmah: al-bait madrasatul ula (keluarga merupakan institusi pendidikan yang pertama). Lebih spesifik lagi dikatakan: al-umm madrasatul ula (ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya).
Dengan potensi yang dianugerahkan Allah SWT, seorang ibu seharusnya menjadi pendidik dan pengasuh yang terutama. Pernyataan lain mengatakan: Al-umm madrasatul ula wal abu mudiruha (ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya dan ayah merupakan kepala sekolahnya).
Tatkala anak berada di lingkungan keluarga, orang tua seharusnya tampil sebagai pendidik dan pengasuh bagi buah hatinya. Penting ditegaskan bahwa peran orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan anak tidak akan pernah tergantikan.
Persoalannya, bagaimana dengan anak-anak yang tidak memperoleh pendidikan dan pengasuhan yang memadai dari orang tua biologisnya?
Dalam kondisi itu, peran keluarga besar (extended family) menjadi sangat penting. Keluarga besar penting hadir untuk mendampingi pendidikan anak-anak agar tidak salah asuh dan tersesat jalan.
Catur pusat pendidikan yang kedua adalah sekolah. Bagi sebagian besar orang tua, sekolah benar-benar menjadi tumpuan pendidikan anak. Harapan itu terutama dirasakan keluarga yang belum berpendidikan baik (well educated).
Ada juga keluarga yang merasa belum mampu mendidik dan mengasuh anak dengan baik karena sibuk bekerja. Termasuk anak-anak yang lahir dari keluarga bermasalah (broken home). Dalam kondisi itu, sekolah harus menjadi rumah kedua yang ramah bagi anak-anak.
Keinginan tersebut sejalan dengan tagline ”Senang Belajar di Rumah Kedua”. Dengan begitu, sekolah harus menjadi tempat yang ramah, nyaman, dan menyenangkan untuk menyemai nilai-nilai karakter anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: