Genderang Make America Wealthy Again Trump dan Paradoks Kapitalisme

ILUSTRASI Genderang Make America Wealthy Again Trump dan Paradoks Kapitalisme.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Perang dagang itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas yang diprakarsai pemerintahan Trump untuk menghadapi tantangan serius dari Tiongkok, yang tidak hanya mencakup bidang ekonomi, tetapi juga politik dan keamanan (Hua & Zeng, 2022).
Perang dagang dimulai pada pertengahan tahun 2018, ketika AS mengalami defisit neraca dagangnya, kala jumlah ekspor Tiongkok ke AS lebih besar daripada ekspor AS ke Tiongkok.
Hal itu menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pejabat AS, terutama Presiden Trump, terhadap neraca perdagangan yang dianggap merugikan.
PARADOKS
Pada 2019, AS ”merelakan” kehilangan 245.000 lapangan pekerjaan dan mengalami kerugian ekonomi hingga USD 108 miliar. Kenaikan tarif cukai memicu harga barang impor menjadi mahal, terutama untuk barang elektronik dan produk otomotif yang suku cadangnya berasal dari Tiongkok.
Perang tarif yang dilancarkan AS itu dengan dalih adanya dugaan kuat terkait praktik-praktik dagang tidak sehat yang dilakukan Tiongkok. Misalnya, pencurian kekayaan hak intelektual melalui spionase ekonomi, manipulasi mata uang, dan pemaksaan alih teknologi yang dinilai telah merusak kepentingan ekonomi AS.
Pendekatan proteksionisme Presiden Donald Trump yang berciri pemberlakuan tarif bea masuk yang tinggi untuk barang impor juga pernah dilakukan Presiden AS Ke-40 Ronald Reagan (reaganomics) pada 1981, ketika melawan kekuatan ekonomi Jepang.
Data Bank Dunia 2021 melaporkan bahwa AS telah lama menjadi destinasi produk ekspor Tiongkok, yakni sekitar 17 persen dari total ekspor. Artinya, pasar AS menjadi elemen penting bagi meroketnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dengan produk-produk andalan seperti barang elektronik, mesin, dan tekstil.
Sebaliknya, secara proporsional, bagi AS, pasar Tiongkok memiliki porsi 15 persen dari total ekspor AS. Berdasar data Kementerian Perdagangan AS, selama 11 bulan sepanjang 2024, impor AS dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok mencapai hingga USD 1,2 triliun.
Angka itu mencakup 40 persen dari total impor AS. Bagi Kanada, AS adalah pangsa pasar 84 persen total produk ekspornya. Lalu, bagi Meksiko, 77 persen pasar AS merupakan tujuan ekspor produknya.
Pada dasarnya, dampak perang dagang AS-Tiongkok tidak terbatas pada kedua negara tersebut, tetapi juga memengaruhi ekonomi dunia secara keseluruhan.
Konsekuensi terburuk akibat dampak perang ekonomi kedua negara raksasa ekonomi itu, antara lain, pertama, perang dagang menciptakan ketidakpastian di pasar global, mengganggu rencana bisnis dan investasi. Itu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan.
Kedua, banyak korporasi di seluruh dunia yang memiliki rantai pasok yang melibatkan Tiongkok. Konflik itu telah mengganggu rantai pasok global, mengakibatkan kelangkaan komponen penting dan peningkatan biaya produksi.
Ketiga, perang dagang yang terus berlanjut atau bahkan memburuk berpotensi menggerus pertumbuhan ekonomi global dan bahkan menggiring dunia ke jurang resesi ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: