Genderang Make America Wealthy Again Trump dan Paradoks Kapitalisme

Genderang Make America Wealthy Again Trump dan Paradoks Kapitalisme

ILUSTRASI Genderang Make America Wealthy Again Trump dan Paradoks Kapitalisme.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Trump Umumkan Kebijakan Tarif Baru, Tiongkok Kena 34 Persen, Uni Eropa 20 Persen

REBALANCING ATAU RETALIASI?

Langkah terbaru Trump yang bernuansa retaliasi sebenarnya tecermin dalam serangkaian kebijakan sebelumnya yang amat tendensius dan berpotensi menggiring dunia ke arah hubungan perdagangan internasional yang kian rumit. 

Mengutip laporan Reuters, berdasar catatan Kementerian Perdagangan AS, Trump memberlakukan pungutan bea masuk untuk impor mobil yang diperkirakan paling cepat pada awal April 2025. 

Kebijakan Trump berlaku setelah anggota kabinet AS memberikan laporan dan menguraikan opsi-opsi yang bersifat retaliatif. Trump sendiri telah lama mengecam terhadap apa yang ia sebut sebagai perlakuan tidak adil terhadap ekspor otomotif AS di pasar luar negeri. 

BACA JUGA:Saham Otomotif Drop akibat Trump Kenakan Tarif 25 Persen untuk Kendaraan Impor

BACA JUGA:Pasar Saham Global Melemah Akibat Kebijakan Trump

Uni Eropa, misalnya, memungut bea masuk 10 persen untuk impor kendaraan, itu empat kali lipat dari tarif mobil penumpang AS sebesar 2,5 persen.

Pemerintahan Trump berpendapat bahwa defisit perdagangan yang besar dengan Tiongkok menunjukkan perlunya rebalancing dalam hubungan perdagangan. 

Meski terdapat negosiasi yang sedang berjalan dan beberapa tahap implementasi tarif, konflik itu telah menciptakan dampak luas yang signifikan pada ekonomi global, termasuk gangguan pada rantai pasokan internasional, fluktuasi di pasar keuangan, dan peningkatan kekhawatiran terhadap masa depan norma-norma perdagangan global dan institusi multilateral (Bown & Kolb, 2021). 

BACA JUGA:Trump Teken Perintah Eksekutif untuk Bubarkan Departemen Pendidikan AS

BACA JUGA:Putin Siap Lakukan Pembicaraan dengan Trump Terkait Gencatan Senjata di Ukraina

Perkembangan pesat perekonomian Tiongkok menjadikannya sebagai salah satu ancaman terhadap stabilitas perekonomian AS dalam skala global. Peningkatan ekspor-impor antara kedua negara itu menciptakan tantangan tersendiri dalam kerja sama yang telah dibangun. 

Persaingan yang makin ketat antara AS dan Tiongkok cenderung menyebabkan destabilisasi geopolitik yang berkembang dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi (Parbo, 2021). 

Konflik itu memuncak dalam bentuk perang dagang, yakni kedua negara saling menaikkan tarif hingga mencapai sekitar USD 450 miliar dalam arus lalu lintas perdagangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: