Megadam Tiongkok Bakal Jadi PLTA Terbesar Sejagat

Megadam Tiongkok Bakal Jadi PLTA Terbesar Sejagat

ALIRAN AIR yang dilepaskan dari Bendungan Tiga Ngarai di Yinchang, Provinsi Hubei, Tiongkok. Saat ini, Tiongkok mengandalkan pembangkit listrik dari bendungan besar tersebut.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

Ini proyek yang gede banget. Bendungan raksasa. Megadam. Tempatnya juga eksotik: dataran tinggi Tibet. Proyek Tiongkok yang dahsyat itu dibangun di tengah-tengah ketegangan hubungan dengan negara-negara di sekitar dataran tinggi tersebut.

SABTU, 19 Juli 2025, di lembah tinggi Tibet yang dikelilingi pegunungan, Perdana Menteri Li Qiang berdiri di hadapan para insinyur dan pejabat partai. Ia memimpin seremoni peletakan batu pertama pembangunan bendungan raksasa di atas Sungai Yarlung Tsangpo. Sungai itu dikenal sebagai Brahmaputra di India dan Yamuna di Bangladesh.

Nilai proyek itu juga raksasa: 1,2 triliun yuan atau sekitar Rp 2,5 kuadriliun. Tak heran, media-media Tiongkok menjulukinya sebagai “proyek abad ini.”

Pembangunan ini bukan kabar baru. Proyek tersebut telah diumumkan dalam Rencana Lima Tahun ke-14 sejak 2020. Namun, tonggak fisik pembangunannya, dimulai akhir pekan lalu. Dan itu menjadi penanda babak baru relasi Tiongkok dengan negara-negara hilir. Juga menyentuh ekosistem sensitif di kawasan Himalaya.

BACA JUGA:Tradisi dan Inovasi Hanfu di Caoxian, Tiongkok

BACA JUGA:Rekap Final Japan Open 2025: An Se Young Perkasa, Tiongkok Juara Umum!

Bendungan tersebut dibangun di Nyingchi, tenggara Tibet. Dirancang untuk menghasilkan sekitar 300 juta megawatt-jam listrik per tahun. Produksinya akan melampaui Waduk Tiga Ngarai yang selama ini menjadi ikon pembangkit listrik tenaga air di Tiongkok. Jika rampung, itulah menjadi PLTA terbesar di dunia.

Laporan Xinhua menyebut, listrik dari bendungan itu akan dikirim ke wilayah lain di Tiongkok sebagai bagian dari strategi xidiandongsong atau mengalirkan listrik dari barat ke timur. “Listrik yang dihasilkan akan terutama disalurkan ke wilayah lain untuk konsumsi, sambil tetap memenuhi kebutuhan listrik lokal di Tibet,” tulis Xinhua.

Namun, pembangunan itu tak hanya soal pasokan listrik. Ia berkelindan dengan geopolitik, hak atas air, serta risiko ekologis di kawasan yang rentan secara geologis dan sosial.

Yarlung Tsangpo adalah sungai panjang yang mengalir dari barat ke timur Tibet. Ia membelok tajam di kawasan Great Bend, area berjurang curam di sekitar Gunung Namcha Barwa. Selanjutnya melanjutkan alirannya ke selatan.


BENTANG ALAM TIBET yang dipahat oleh aliran sungai Yarlung Zangbo di kawasan Megok, Kota Nyingchi.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

Di India, ia menjadi Sungai Brahmaputra dan mengalir melalui negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam, sebelum memasuki Bangladesh sebagai Sungai Yamuna.

Lokasi proyek yang disebut-sebut berada di bagian hilir Yarlung Tsangpo di Tibet itu memicu keprihatinan dari negara-negara tetangga. Dalam laporan The Guardian, 21 Juli 2025, para analis memperingatkan bahwa dam besar seperti itu memberi Tiongkok potensi untuk mengatur, menahan, atau bahkan membelokkan aliran air.

“Tiongkok bisa selalu menggunakan air ini sebagai senjata. Baik dengan menahannya atau mengalirkannya,” kata Neeraj Singh Manhas, penasihat South Asia di Parley Policy Initiative, kepada BBC pada Januari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: