Kasus Penganiayaan Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi: Aksi Anak Orang Berada

ILUSTRASI Kasus Penganiayaan Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi: Aksi Anak Orang Berada.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Soal anak ”orang berada”, dikutip dari New York Magazine (NYM), 4 Januari 2008, berjudul Rich Kid Syndrome, diungkapkan bahwa anak orang kaya cenderung malas dan sewenang-wenang. Mengandalkan harta ortu mereka.
NYM mengutip pernyataan Charles Collier, penulis buku Wealth in Families, juga penasihat filantropi senior di Harvard University, AS, begini:
”Saya baru saja bertemu pagi ini dengan seorang pria berusia 48 tahun yang sangat kaya dan cerdas.”
Dilanjut: ”Ia berkata kepada saya: Saya tidak ingin anak-anak saya memiliki hak istimewa, tetapi saya sendiri ingin memiliki jet pribadi. Saya berasal dari ketiadaan. Bukankah saya mendapatkan jet saya dengan kerja keras?”
Dilanjut: ”Dan, orang ini telah mendapatkan jetnya. Namun, anak-anaknya tidak.”
Masalah dengan uang adalah uang menimbulkan paradoksnya sendiri: Kerja keras mungkin menghasilkan uang, tetapi tumbuh besar dengan uang warisan sering menghambat kerja keras orang.
Di situ dikutip pepatah yang terkenal di AS, yang diucapkan Andrew Carnegie (25 November 1835–11 Agustus 1919), industrialis asal Skotlandia yang besar di AS. Carnegie pengusaha dan dermawan terkenal.
Media massa AS menyebutnya sebagai salah seorang pemimpin paling berpengaruh di dunia industri pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia bermigrasi ke Amerika Serikat dengan orang tuanya.
Carnegie pernah mengatakan: ”Shirtsleeves to shirtsleeves in three generations.”
Itu pepatah Skotlandia. ”Dari baju lengan pendek ke baju lengan pendek dalam tiga generasi”. Menggambarkan siklus harta keluarga. Dimulai dengan sedikit uang orang membangun kekayaan melalui kerja keras. Harta itu diwariskan kepada anak. Lalu, kepada cucu. Tetapi, saat cicit mengambil alih (generasi ketiga) harta tersebut, keluarga cicit kembali ke tempat mereka memulai, tanpa apa pun.
Bill Gates, yang saat naskah NYM diterbitkan memiliki kekayaan USD 59 miliar, telah menyatakan niatnya untuk meninggalkan setiap anaknya hanya sekitar USD 10 juta. Para pengamat di sana mengatakan, itu jumlah yang bagus. Para perencana keuangan menyebutnya sebagai ”kekayaan junior”.
Warren Buffett, yang memiliki kekayaan USD 52 miliar, berkata, ”Saya ingin memberi anak-anak saya cukup sehingga mereka merasa bahwa mereka dapat melakukan apa saja. Tetapi, tidak terlalu banyak sehingga mereka tidak dapat melakukan apa-apa.”
Ucapan dua orang terkaya di planet bumi itu menggambarkan bahwa kekayaan mereka sebagai bom waktu yang terus berdetak. Juga, berpotensi merusak kesejahteraan masa depan keturunan mereka akibat malas.
Paul Schervish, direktur Center on Wealth and Philanthropy, AS, mengatakan: ”Kutipan Warren Buffett itu telah menjadi rumusan utama, baik secara implisit maupun eksplisit, dari banyak pemegang kekayaan. Bahwa Anda tidak menginginkan upaya anak-anak yang tidak dapat diandalkan, akibat warisan harta itu.”
Pelaku smackdown di Bekasi tidak sekaya contoh-contoh tersebut. Juga, bukan orang terkaya di Indonesia. Tinggalnya saja di Bekasi. Pengacara korban menyebut sebagai anak ”orang berada” sehingga bersikap seperti itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: