5 Cara Menghindari Social Comparison

5 Cara Menghindari Social Comparison

Media sosial bisa jadi ladang perbandingan tanpa henti, pelajari cara menyikapinya dengan sehat.-LittleBee80-Getty Images

BACA JUGA: Alasan Sibling Rivalry Masih Terjadi Pada Usia Dewasa

3. Ingat: setiap orang memulai dari garis start yang berbeda

Banyak perbandingan sosial jadi menyakitkan karena kita lupa bahwa setiap orang memulai dari titik yang berbeda. Latar belakang keluarga, lingkungan, pendidikan, bahkan kondisi ekonomi sangat mempengaruhi peluang seseorang.

Jadi, membandingkan diri Anda dengan influencer dari keluarga atau teman yang memiliki perjalanan hidup tertentu tidak akan memberi Anda gambaran yang adil. Mengingat konteks ini bisa membantu Anda lebih realistis dan tidak terlalu keras pada diri sendiri.

4. Batasi paparan terhadap pemicu perbandingan negatif

Coba refleksi: akun media sosial mana yang membuat Anda merasa minder setiap kali melihatnya? Lingkungan mana yang terasa terlalu kompetitif dan membuat Anda merasa tidak cukup? 

BACA JUGA: 5 Cara Menjadi Pendengar yang Baik agar Selalu Dihargai

Tidak apa-apa untuk unfollow, mute, atau bahkan rehat sementara dari media sosial. Anda berhak menciptakan ruang digital yang mendukung pertumbuhan, bukan memperkeruh pikiran.

5. Latih self-compassion (belas kasih terhadap diri sendiri)

Ketika Anda sadar sedang terjebak dalam perasaan iri, kecewa, atau tidak puas karena perbandingan, cobalah bersikap lembut terhadap diri sendiri. Jangan langsung menghakimi atau menyalahkan diri.

Alih-alih berkata “Aku payah,” ubah narasinya menjadi “Aku sudah berusaha sebaik mungkin hari ini, dan itu sudah cukup.” 

Kita semua pernah membandingkan diri dengan orang lain, dan itu manusiawi. Tapi dengan mengembangkan kebiasaan untuk memaafkan dan menyemangati diri sendiri, Anda akan lebih tahan terhadap tekanan sosial.

BACA JUGA: Friendship Breakup: Kenapa Putus dari Sahabat Bisa Lebih Menyakitkan daripada Putus Cinta?

Pada akhirnya, semua orang sedang berjuang dengan caranya masing-masing, meski tak selalu terlihat di balik unggahan media sosial yang rapi dan bersinar.

Anda tidak sendiri dalam rasa cemas, iri, atau lelah karena terus merasa harus mengejar. Tapi hidup bukan perlombaan, dan Anda tidak diwajibkan untuk terus tampil sempurna.

Tidak apa-apa kalau hari ini Anda belum sampai di titik yang diinginkan. Tidak apa-apa jika satu-satunya hal yang bisa Anda banggakan hari ini hanyalah usaha untuk tetap bertahan. Karena itu pun sudah bentuk kemenangan tersendiri. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber