Sebut Xi Jinping 'Kawan Lama', Trump Kirim Sinyal Damai di Tengah Perang Dagang?

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (Kanan) tiba di KTT G20 di Jerman, 8 Juli 2017. Trump menyebut Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai “kawan lama” setelah sebelumnya diketahui ia telah menaikkan tarif Tiongkok hingga 145 persen--SAUL LOEB / AFP
Ketua Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen, Wang Xin, menyatakan bahwa situasi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan tarif tidak hanya menambah beban pajak, tetapi juga mengacaukan seluruh struktur biaya. Menurutnya, pelaku usaha akan kesulitan untuk tetap bertahan di pasar AS.
Selain tarif yang lebih tinggi, penjual juga akan menghadapi penundaan di bea cukai dan peningkatan biaya logistik yang semakin menyulitkan operasi mereka.
BACA JUGA:Resistansi Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang Tarif Trump
Lebih dari 100.000 penjual dari Shenzhen terdaftar di Amazon dan menyumbang pendapatan tahunan sebesar USD35,3 miliar.
Kini, mereka menghadapi pilihan berat antara menaikkan harga jual lebih dari tiga kali lipat atau menarik keluar diri dari pasar AS sepenuhnya.
Di samping itu, mereka juga harus menghadapi penundaan di bea cukai dan kenaikan biaya logistik yang terus membebani operasional.
BACA JUGA:Trump Terapkan Tarif Impor 32 Persen untuk Produk Indonesia, Begini Langkah Pemerintah
Walaupun Trump mulai menggunakan bahasa yang lebih bersahabat dan menyampaikan keterbukaan terhadap dialog, kebijakan ekonomi yang agresif tetap menunjukkan tekanan tinggi terhadap Tiongkok.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: