Ijazah Jokowi dan Streisand Effect

Ijazah Jokowi dan Streisand Effect

ILUSTRASI Ijazah Jokowi dan Streisand Effect. Ijazah Jokowi masih menjadi polemik, antara asli atau palsu.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MAKIN dirahasiakan dan ditutup-tutupi, makin banyak orang yang ”kepo”, ingin tahu. Itulah yang terjadi dengan kasus ijazah Jokowi dari UGM (Universitas Gadjah Mada). Makin lama bukan makin jelas, malah makin kabur. 

Secara alamiah manusia punya curiousity, ’rasa ingin tahu yang tinggi’. Secara alamiah juga manusia selalu ingin tahu sesuatu yang dirahasiakan. Cobalah bikin eksperimen sederhana. Tempelkan tanda ”Dilarang Masuk, Banyak Rahasia” di sebuah pintu. Maka, akan banyak orang yang berusaha mengintip apa yang ada di balik pintu itu.

Kasus ijazah Jokowi ibarat tanda dilarang masuk di sebuah pintu. Sekarang kian banyak orang yang terlibat, tetapi masalahnya menjadi makin ruwet. Ada pemain-pemain baru yang muncul yang menjadikan permainan ini makin riuh rendah.

BACA JUGA:UGM Siap Jadi Saksi Keaslian Ijazah Jokowi

Yang terjadi dalam kasus ini adalah efek berantai dari sebuah informasi yang ditutup dan dirahasiakan. Permasalahan yang sebenarnya sederhana sekarang berkembang menjadi rumit dan berliku-liku.

Makin ditutupi, makin banyak yang ingin tahu. Itulah yang disebut sebagai ”Streisand effect”. Itu menjadi fenomena paradoks di era digital. Akses informasi di era digital makin mudah dan makin banyak publik yang bisa mengaksesnya.

Streisand effect mengacu pada upaya untuk menyensor, menyembunyikan, atau mengalihkan perhatian publik pada sesuatu yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang. Bukannya bisa menutupi informasi itu, upaya tersebut justru menjadi bumerang yang menyebabkan lebih banyak perhatian terhadap informasi yang berusaha disembunyikan tersebut. 

BACA JUGA:UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi, Bantah Tuduhan Pemalsuan

Publik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk mereka cenderung ingin menilai sendiri persoalan tersebut. Ketika hal itu bercampur dengan fenomena FOMO (fear of missing out), ’rasa takut ketinggalan informasi, merasa ada sesuatu yang disembunyikan, atau terdapat pihak bertindak berlebihan terhadap sesuatu’, hal itu dapat menyebabkan orang lain bereaksi. 

Kombinasi tersebut ditambah dengan ketidaksukaan alami orang-orang terhadap penyensoran pada sebuah hal.

Istilah streisand effect berasal dari kisah penyanyi sekaligus aktris Amerika Serikat (AS), Barbra Streisand, yang menggugat seorang fotografer pada 2003. Anda yang cukup senior tahu penyanyi itu melalui lagu hit Woman in Love. Kehidupan pribadinya dan hubungan asmaranya dengan Robert Redford seperti kisah fairytale di dunia dongeng.

BACA JUGA:UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi, Bantah Tuduhan Pemalsuan

Gugatan Streisand itu diajukan terhadap fotografer Kenneth Adelman, pendiri California Coastal Records Project. Adelman memotret garis pantai California dari helikopter dan mengunggah fotonya ke internet.

Adelman mengindikasikan bahwa gambar-gambar tersebut gratis untuk penggunaan nirlaba dan telah digunakan lembaga pemerintah dalam tujuan penelitian ilmiah. Di antara lebih dari 12.000 foto pantai California hasil jepretan Adelman, terdapat satu foto yang menampilkan rumah besar milik Streisand. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: