Paus Fransiskus, Paus Penuh Belas Kasih

Paus Fransiskus, Paus Penuh Belas Kasih

Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke rumah sakit rehabilitasi.-Tomaz Silva-Wikimedia Commons

HARIAN DISWAY - Dalam bukunya, The Name of God is Mercy, Paus Fransiskus menuliskan tentang belas kasih, "Kasih sayang akan selalu lebih besar dari dosa apa pun, tidak ada seorang pun yang dapat membatasi kasih Tuhan yang Maha Pengampun."

Ajaran Belas Kasih dalam Lensa Kristiani

Kebenaran dan belas kasih harus disatukan, itulah keharusan Injil. Paus Fransiskus, selama masa hidupnya dikenal akan kesetiannya pada pemahaman tersebut, bahwa Gereja bisa menjadi penuh belas kasih.

Para Paus pendahulu Paus Fransiskus, mengetahui bahwa Gereja terlalu menekankan pelaporan kebenaran, kejujuran, tanpa menunjukkan belas kasih yang sama besarnya. Padahal, belas kasih adalah cara Kristus untuk berinteraksi pada anak-anak manusia.

BACA JUGA: Fransiskus, Paus Orang-Orang Lemah, Paus Orang-Orang Terpinggirkan, Paus Kita Semua

Paus Benediktus XVI, pendahulu Paus Fransiskus, menegaskan bahwa harus ada pemulihan belas kasih Gereja sebagai garis penyambung antar Paus yang terdahulu dan yang akan datang.

Pada milenium pertama Kristiani, inilah cara agama ini menyebar. Pada zaman para Rasul ini, Gereja belum memiliki dukungan seperti budaya, institusi, atau lembaga yang kuat. Kepercayaan menyebar sebagai buah dari pengampunan dan belas kasih yang ditawarkan oleh Gereja.

Belas Kasih di Masa Paus Fransiskus

Belas kasih, atau mercy, adalah yang membedakan Paus Fransiskus dari pendahulunya. Paus menyadari bahwa di masa ini, kepercayaan tidak lagi datang dari budaya atau diwariskan. Pintu iman terbuka dengan menunjukkan kasih sayang.
Angelus pertama Paus Fransiskus pada Maret 2013 di St. Peter Square-Dan Kitwood-Getty Images

BACA JUGA: Wafat di Usia 88 Tahun, Paskah Jadi Kemunculan Terakhir Paus Fransiskus

Misericordia, bahasa Latin dari mercy, menggambarkan belas kasih Tuhan kepada umat manusia. Pada dokumen yang dirilis pada 24 Oktober 2024, yang berjudul Dilexit Nos atau Dia cinta kita, Paus mengajak umat manusia untuk kembali ke hati.

Hati, simbol yang digunakan untuk menggambarkan kasih Kristus. Paus menuliskan, "Dalam merenungkan tragedi yang menimpa dunia kita, Konsili mendorong kita untuk kembali ke hati."

Dengan hati, Yesus terbuka dengan umat manusia, menyembuhkan, dan membantu umat manusia. Dengan aksi-Nya inilah umat manusia dapat meneladani Kristus.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Wafat, Berikut Nama-Nama Kandidat Kuat Penggantinya

Pada Januari 2015, Diego Neria, laki-laki transgender, bertemu Paus Fransiskus. Neria yang dulunya adalah perempuan Kristiani yang taat, memutuskan untuk mengubah gendernya. Saat ia menghadiri gereja, banyak pendeta yang mengecamnya.

Saat Paus ditanya pendapatnya atas Neria, Paus Fransiskus dengan penuh pengertian menjawab, "Kita harus menangani setiap kasus, dan menyambutnya, berjalan bersamanya, mempelajarinya, memahaminya, dan mengintegrasikannya. Itulah yang akan dilakukan Yesus hari ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: vatican.va