Guilt Tripping, Manipulasi Emosional yang Sering Tak Disadari

Manipulasi Halus yang Bikin Kamu Merasa Bersalah, Waspadai Guilt Tripping!-IvanJekic-Getty Images Signature
HARIAN DISWAY - Guilt tripping adalah bentuk manipulasi emosional yang sering kali terjadi dalam hubungan yang dekat, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, percintaan, hingga tempat kerja. Meskipun sering dianggap sepele, hal ini dapat meninggalkan luka psikologis yang dalam.
Apa Itu Guilt tripping?
Secara sederhana, guilt tripping adalah upaya untuk membuat seseorang merasa bersalah secara tidak adil agar mereka bertindak sesuai keinginan pelaku.
Ini bisa berupa komentar halus seperti, “Setelah semua yang sudah aku lakukan untukmu…”, atau sikap pasif-agresif seperti diam berkepanjangan (silent treatment).
Guilt tripping sering dikamuflase sebagai bentuk perhatian atau kasih sayang, namun di baliknya tersembunyi niat untuk mengendalikan dan memanipulasi.
BACA JUGA: 5 Alasan Merasa Emosional ketika Mengingat Seseorang yang Dicintai
Taktik-Taktik Guilt Tripping
Guilt tripping bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti:
- Mengingatkan kesalahan masa lalu berulang kali.
- Menyiratkan bahwa Anda tidak cukup peduli atau berkomitmen.
- Mengungkit jasa atau pengorbanan masa lalu.
BACA JUGA:5 Kecerdasan Emosional untuk Memperkuat Hubungan
- Menggunakan frasa seperti, “Kalau kamu benar-benar sayang aku, kamu akan…”
- Bermain sebagai korban untuk menarik simpati.
Pelaku guilt tripping umumnya menghindari konfrontasi langsung. Mereka memilih taktik tidak langsung untuk menekan secara emosional, memanfaatkan empati dan rasa tanggung jawab korban.
BACA JUGA: Gaya Hidup Ramah Hewan Peliharaan: Mewujudkan Keseimbangan Emosional dan Sosial
Dampak Psikologis pada Korban
Menjadi korban guilt tripping bisa sangat menguras mental. Efeknya antara lain:
Guilt tripping memiliki berbagai efek serius bagi kesehatan mental korban, salah satunya adalah kecemasan-yacobchuk-Getty Images
- Meningkatnya rasa bersalah, kecemasan, dan kebingungan.
- Turunnya harga diri dan munculnya keraguan diri.
- Kesulitan menetapkan batasan dalam hubungan.
BACA JUGA: Tip Anak Menghadapi Sikap Orang Tua Immature secara Emosional melalui Batasan dalam Hubungan
- Depresi, kecemasan, bahkan gejala obsesif-kompulsif yang dilakukan berulang.
Jika dibiarkan terus-menerus, guilt tripping bisa membuat seseorang percaya bahwa mereka pantas diperlakukan tidak adil. Akibatnya, mereka menjadi lebih rentan terhadap bentuk manipulasi lainnya.
Mengapa Seseorang Melakukan Guilt Tripping?
Motivasi di balik guilt tripping beragam. Beberapa di antaranya:
- Keinginan untuk mengontrol orang lain tanpa konflik terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber