Asal Usul Peringatan Hari Tari Sedunia 29 April

Asal Usul Peringatan Hari Tari Sedunia 29 April

Hari Tari Sedunia diperingati setiap tanggal 29 April, adalah sebuah momen untuk menghormati keindahan gerak tubuh. --Pinterest

Hari Tari Sedunia adalah salah satu inisiatif paling berpengaruh dari ITI, menjadi platform global untuk mengangkat seni tari ke panggung dunia.

Setiap tahun, Hari Tari Sedunia dirayakan di berbagai belahan dunia dengan berbagai kegiatan. Seperti pertunjukan tari, lokakarya, diskusi seni, parade budaya, hingga pesan tahunan dari tokoh-tokoh tari dunia. 

Tari telah menjadi bahasa universal yang menyatukan perbedaan. Lewat gerak tubuh, seseorang bisa mengungkapkan kesedihan, kebahagiaan, kegelisahan, bahkan pemberontakan. Dalam sejarah, banyak gerakan sosial dan politik yang memanfaatkan tari sebagai simbol perlawanan. 

BACA JUGA:Jambore Seni Lereng Gunung 2025, Menyemai Kesadaran Alam Lewat Festival Budaya

Hari Tari Sedunia juga mengingatkan kita pada pentingnya pelestarian tarian tradisional. Di tengah gempuran budaya global dan modernisasi yang kian cepat, banyak tarian lokal mulai kehilangan tempatnya. Generasi muda lebih akrab dengan tarian viral di media sosial ketimbang tarian adat di daerahnya sendiri. 

Maka, Hari Tari Sedunia menjadi ajang yang sangat penting untuk menghidupkan kembali semangat mencintai budaya sendiri melalui tari. Hari Tari Sedunia juga mengingatkan dunia tentang pentingnya pelestarian warisan seni.

Perayaan Hari Tari Sedunia juga tidak lepas dari peran Conseil International de la Danse (CID) atau lebih dikenal dengan Dewan Tari Internasional.

CID yang juga didirikan oleh UNESCO berperan sebagai penghubung jaringan seni tari di seluruh dunia.


Hari tari sedunia juga Mengingatkan dunia tentang pentingnya pelestarian warisan seni negara. --Pinterest

Selain menghubungkan komunitas tari, CID juga melestarikan budaya tari dan menyebarluaskan perayaan. Dengan ribuan anggota dari lebih 170 negara, CID menjadi penggerak penting dalam memperluas jangkauan perayaan Hari Tari Sedunia di tingkat akar rumput.

Peringatan itu adalah undangan untuk menghargai seni. Untuk kembali menyadari bahwa tubuh kita adalah instrumen seni yang paling tua, paling murni, dan paling penuh makna. Untuk merayakan bahwa selama kita bisa bergerak, kita bisa mencipta. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Trunojoyo Madura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: