Gaya Vintage dan Retro Jadi Pilihan Favorit Anak Muda, Ini Alasannya

Gaya vintage dan retro kini semakin digemari anak muda dalam dunia fashion karena terkesan sederhana dan klasik. -DOEN-Pinterest
HARIAN DISWAY - Tren fashion bergaya vintage dan retro kembali marak di kalangan anak muda yang terinspirasi dari era 70-an, 80-an, hingga awal 2000-an mendominasi gaya berbusana pada generasi Z.
Fenomena ini bukan sekadar soal penampilan, tetapi juga mencerminkan selera estetika yang ingin ditampilkan ke publik.Gaya vintage dan retro dianggap unik karena berbeda dari arus fashion modern yang serba modern dan seragam.
Anak muda melihat gaya ini sebagai bentuk ekspresi diri yang lebih otentik dan tidak terpaku pada standar industri fashion kekinian. Mereka ingin tampil beda, tapi tetap menarik dan berkesan di mata lingkungan sosial mereka.
BACA JUGA: Vintage di Pertokoan
Pakaian lawas seperti jaket denim pudar, celana cutbray, hingga kemeja motif bunga tidak lagi dianggap kuno, melainkan bernilai seni dan nostalgia.
Banyak yang mengaitkan gaya ini dengan kenangan masa kecil atau cerita dari orang tua mereka, sehingga menambah nilai emosional saat mereka memakainya.
Selain alasan estetika, tren ini juga mencerminkan pergeseran nilai terhadap konsumsi fashion. Generasi muda semakin sadar akan isu lingkungan dan dampak industri tekstil terhadap bumi.
BACA JUGA: Clean Outfit: Tren Fashion yang Digandrungi Anak Muda
Gaya vintage mendorong mereka untuk membeli barang secondhand atau melakukan thrifting sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlanjutan. Thrifting bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga tentang menemukan harta karun tersembunyi.
Sensasi menemukan satu potong pakaian unik yang tidak dimiliki orang lain akan memberikan rasa puas dan bangga tersendiri. Hal ini memperkuat hubungan personal antara individu dan pakaian yang mereka kenakan.
Gaya vintage dan retro memberikan kepuasan bagi pemakainya karena warna dan motif yang menarik dan berkesan. -Ali Lloyd-Pinterest
Di media sosial, gaya vintage menjadi sorotan karena visualnya yang menarik dan estetik. Warna-warna pudar, pola retro, serta sentuhan klasik sangat cocok untuk dipamerkan di Instagram atau TikTok.
BACA JUGA:Tip Thrifting dengan Aman dan Higienis
Anak muda menjadikan outfit mereka sebagai media untuk bercerita, menunjukkan selera, serta menciptakan citra diri yang diinginkan. Tak sedikit dari mereka yang juga tertarik pada sejarah fashion dan mencoba memahami konteks budaya di balik gaya-gaya masa lalu.
Ini menunjukkan bahwa minat terhadap gaya retro bukan sekadar ikut-ikutan, tapi disertai rasa ingin tahu sehingga fashion menjadi pintu masuk ke dalam diskusi tentang budaya populer dan sejarah sosial.
Gaya retro juga membuka ruang kreativitas yang lebih luas dalam memadupadankan busana. Karena tidak terikat aturan tren masa kini, anak muda bisa lebih bebas mencoba kombinasi yang tidak biasa.
BACA JUGA: Tren Gaya Hidup Berkelanjutan 2025, Dari Fashion hingga Pilihan Konsumsi
Mereka belajar menciptakan gaya pribadi yang lebih reflektif terhadap karakter dan selera masing-masing. Pengaruh selebriti dan tokoh publik turut memperkuat tren ini. Banyak artis muda yang mengenakan gaya retro dalam keseharian maupun pemotretan profesional.
Hal ini membuat gaya tersebut tak lagi dianggap jadul oleh generasi muda. Popularitas ini pun mendorong industri fashion untuk kembali memproduksi desain tersebut.
Meski tren datang dan pergi, gaya vintage dan retro tampaknya memiliki daya tarik yang lebih bertahan lama. Kesan klasik yang melekat menciptakan keabadian yang tidak mudah ditelan waktu.
BACA JUGA: Ngopi Tetek di Kedai Berkonsep Vintage
Anak muda pun menemukan kenyamanan dalam fashion yang tidak terlalu cepat berubah dan memberi ruang untuk eksplorasi diri. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: