Ulama dan Dokter Imbau Masyarakat Hentikan Stigma Jamaah Haji yang Alami Gangguan Kesehatan

Hal senada disampaikan Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, dr. Edi Supriyatna.

Menurutnya, banyak kasus demensia yang muncul disebabkan kombinasi antara kelelahan ekstrem dan paparan suhu tinggi yang menyebabkan dehidrasi. 

Dampaknya, para jamaah kehilangan fokus sehingga tidak bisa berfikir secara logis, bahkan pada sebagian kasus menjadi linglung.

Jamaah haji dari berbagai negara memadati Masjidilharam saat momen salat Jumat perdana di musim haji 2025. Ulama dan tenaga medis menegaskan bahwa gangguan kesehatan yang dialami jamaah haji bukan azab dari tuhan.-Mohamad Nur Khotib/Media Center Haji 2025-

"Cuaca panas ini menyebabkan dehidrasi yang kemudian berdampak pada demensia waktu dan tempat bagi seseorang," ujar dokter Edi di kantor KKHI Makkah.

BACA JUGA:Ini Solusi bagi Jamaah Haji Haid yang Belum Thawaf Ifadah

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (6): Menengok Ruang Pemantauan Transportasi di Tanah Suci

Ia menegaskan bahwa demensia bukan penyakit yang hanya menyerang orang tua, tetapi juga dapat menimpa siapa saja bahkan yang masih tergolong muda sekalipun jika ia dalam kondisi fisik yang lelah dan lingkungan ekstrem. 

Oleh karena itu, tenaga medis meminta agar keluarga dan masyarakat memberikan pengertian serta mendukung pemulihan jamaah dengan cara yang tepat.

Kedua tokoh ini sepakat bahwa pemahaman yang keliru dapat memperburuk kondisi jamaah dan mengganggu proses ibadah mereka. 

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (5): Salat Jumat Perdana di Masjidilharam, Imam Ingatkan Kewajiban Punya Nusuk

Daripada menyebar stigma, masyarakat diimbau untuk memberikan doa, dukungan moral, dan menjaga narasi positif tentang ibadah haji yang penuh tantangan, namun sarat keutamaan.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sumber: