7 Penyebab Umum Perempuan Sulit Dekat dengan Ibu Mertua

Menantu perempuan bisa merasa tidak dipercaya atau bahkan merasa tidak memiliki ruang untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini membuat hubungan menjadi tegang dan kedekatan sulit terbentuk.

BACA JUGA: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dengan Me Time

6. Kurangnya Peran Suami sebagai Penengah

Suami memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hubungan antara istrinya dan ibunya. Sayangnya, tidak semua suami mampu menjalankan peran ini dengan baik.

Ada yang cenderung menghindari konflik, ada pula yang lebih memilih berpihak kepada ibunya dalam setiap situasi. Ketika suami tidak mampu bersikap adil atau tidak memberikan dukungan yang cukup kepada istri.

Jika demikian, maka istri akan merasa dibiarkan berjuang sendiri. Perasaan ini menimbulkan luka emosional yang dalam dan memperburuk hubungan antara menantu dan mertua.

Membangun kedekatan antara menantu perempuan dan ibu mertua bukanlah hal yang sederhana karena sering kali dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang serta dinamika emosional yang kompleks dalam hubungan keluarga. --Freepik

BACA JUGA: Mengapa Gen Z dan Milenial Lebih Mudah Tertipu Berita Hoax

7. Pengalaman Buruk di Masa Lalu

Beberapa perempuan datang dari latar belakang keluarga yang memiliki konflik internal. Ada yang tumbuh dengan figur ibu yang keras, dominan, atau bahkan penuh tekanan.

Pengalaman ini bisa memengaruhi cara seorang perempuan membangun hubungan dengan figur otoritas perempuan lainnya, termasuk ibu mertua.

Ketakutan akan dihakimi, disalahkan, atau tidak dihargai bisa membuat menantu memilih untuk menjaga jarak sejak awal. Meskipun ibu mertua tidak memiliki niat buruk, prasangka dari masa lalu tetap menjadi penghalang dalam menjalin hubungan yang sehat.

BACA JUGA: Ketakutan yang Menghibur: Mengapa Kita Menikmati Film Horor?

Hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua adalah relasi yang unik dan sering kali penuh tantangan. Tidak semua perbedaan bisa disatukan dalam waktu singkat tapi dengan usaha bersama, kedekatan tetap bisa dibangun.

Dibutuhkan keterbukaan hati, keinginan untuk memahami satu sama lain serta komunikasi yang jujur untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Suami sebagai penghubung juga harus mampu menjalankan perannya dengan bijak agar tidak terjadi ketimpangan dalam hubungan keluarga.

Sumber: