Grup FB Fantasi Sedarah Bikin Masyarakat Naik Darah

Grup FB Fantasi Sedarah Bikin Masyarakat Naik Darah

ILUSTRASI Grup FB Fantasi Sedarah Bikin Masyarakat Naik Darah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MENCENGANGKAN! Ada grup Facebook (FB) ”Fantasi Sedarah” yang beranggota 32 ribu pengikut. Lembaga resmi seperti Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) tidak mengetahui sejak awal. Baru seminggu terakhir mereka bergerak menutup, setelah ramai protes masyarakat karena isinya meresahkan. 

Isinya tentang eksploitasi seksual anak dan hubungan sedarah (inses). Melalui koordinator Meta, akun itu telah ditutup dan dibekukan Kemenomdigi. Karena itu, tepatlah ungkapan no viral, no action.

Timbul pertanyaan dalam benak penulis, mengapa kasus itu baru tercium Kemenkomdigi? Selama ini perhatian mereka tampak lebih terfokus pada pengawasan akun judi online dan kejahatan perbankan digital. 

BACA JUGA:Polri Identifikasi Pelaku Aktif dalam Grup Fantasi Sedarah, Pengejaran Masih Berlanjut

BACA JUGA:Meta Tegaskan Komitmen Lawan Eksploitasi Seksual Anak Usai Temuan Grup Fantasi Sedarah di Facebook

Padahal, grup seperti Fantasi Sedarah juga jelas-jelas melanggar hukum dan membahayakan moral masyarakat. Sayang, kasus itu baru terungkap setelah netizen ramai-ramai melaporkan dan memprotes keberadaan grup tersebut. Netizen heboh karena ada akun yang dianggap meresahkan dan berbahaya. 

Penulis juga tergelitik, sedemikian parahnya kondisi masyarakat kita, mereka menjadi pengikut grup itu. Memang tidak bisa dipersalahkan karena sifat anonim media sosial. Bisa saja identitas pengakses akun tersebut kerap berbeda dengan jenis kelamin aslinya. 

Sifat anonimitas medsos itulah yang kerap dimanfaatkan ”laki-laki hidung belang”. Bisa jadi kebanyakan pengikut itu adalah laki-laki yang berfantasi seksual liar dan menjadikan perempuan sebagai objek seks.

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Selidiki Grup Facebook Fantasi Sedarah

BACA JUGA:Komdigi Blokir 6 Group Facebook Menyimpang, Termasuk Fantasi Sedarah

IMAJI SEKS

Fenomena itu juga mengungkap sisi gelap masyarakat kita. Bagaimana mungkin sebuah grup dengan konten menyimpang seperti itu bisa memiliki puluhan ribu anggota? Memang, sifat anonim media sosial membuat siapa pun bisa bergabung tanpa harus menunjukkan identitas asli. 

Banyak pengguna memanfaatkan anonimitas tersebut untuk menyalurkan fantasi seksual liar, menjadikan perempuan sebagai objek, atau bahkan sekadar mencari sensasi. Tidak tertutup kemungkinan, mayoritas anggota grup tersebut adalah laki-laki yang mencari pelampiasan di dunia maya.

Makanya, tidak aneh bila pengikut akun FB iut sebegitu masif. Pada awal 2025, We Are Social melaporkan, ada sekitar 143 juta identitas pengguna media sosial di Indonesia, dengan Facebook menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: