Asal-usul Sebutan Romo Dukun sebagai Pemimpin Spiritual Hindu Tengger

Romo Dukun Puja Pramana (kiri) dan Romo Dukun Setiawan. Keduanya adalah pemimpin spiritual masyarakat Tengger di Desa Ngadiwono, Pasuruan.-Patrick Cahyo Lumintu-
Romo Dukun Puja memaparkan bahwa Joko Seger dan Roro Anteng memiliki 25 orang anak. Semuanya didapatkan berkat kesungguhan keduanya dalam memohon ke hadirat Dewa Brahma.
Dewa Brahma mengabulkan permintaan mereka. Dengan syarat, anak terakhir harus "dikembalikan" padanya.
BACA JUGA:Pengenalan Toleransi Beragama, Warga Suku Tengger Berdialog dengan Mahasiswa PMM Untag Surabaya
Anak ke-25 pun lahir. Namanya Raden Kusuma. Saat dewasa, Dewa Brahma menagih janji. Kawah Bromo menggelegak.
"Ayah dan ibu mana yang ingin mengorbankan putranya? Kedua pasangan itu memutuskan mengungsi ke Penanjakan. Lokasi yang cukup tinggi di Gunung Bromo. Di situ, Raden Kusuma disembunyikan," ungkapnya.
Keesokan hari, tiba-tiba Raden Kusuma hilang. Raib secara misterius. Ayah-ibu dan keduapuluh empat kakaknya pun kebingungan.
BACA JUGA: Dalam Tengger Ethnomedicine Festival, Alit Indonesia Sajikan Nasi Gerit
Hingga mereka dikejutkan oleh dentuman kawah Bromo. Begitu keras. Begitu memekakkan.
Setelah itu, terdapat suara kasat mata. Suara Raden Kusuma. "'Ayah, ibu, dan kakak-kakakku, janganlah kalian mencariku lagi. Aku sudah tenang di sisi Brahma. Aku akan senantiasa ada dan mendiami Bromo'. Begitu kata Raden Kusuma," ujarnya.
Untuk mengenang pengorbanan Raden Kusuma, ia meminta keluarganya untuk menghaturkan sesaji berupa labuh palawija ke kawah Bromo.
Romo Dukun sebagai representasi Kaki Dukun, anak pertama Joko Seger dan Roro Anteng yang memimpin upacara Yadnya Kasada.-Patrick Cahyo Lumintu-
BACA JUGA:Tradisi Upacara Kematian dalam Suku Tengger (1): Dalan Padhang, Papan Jembar
Tepatnya pada tanggal 15 panglong 1 dalam penanggalan Tengger. Itulah yang sampai saat ini disebut Yadnya Kasada.
"Raden Kusuma meminta agar Yadnya Kasada dipimpin oleh kakak tertuanya. Putra tertua dari pasangan Joko Seger dan Roro Anteng namanya Kaki Dukun Tejo Laksono," ujarnya.
Maka, secara turun-temurun pemimpin upacara masyarakat Tengger, juga pemimpin Yadnya Kasada di kawah Bromo, dilakukan oleh Romo Dukun atau Kaki Dukun. "Sebagai representasi dari kakak tertua Raden Kusuma," tambah pria 37 tahun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: