Entrepreneurial University

ILUSTRASI Universitas Airlangga (Unair) sebagai Entrepreneurial University.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kita bisa belajar pada universitas yang memiliki peringkat top dunia sebagai entrepreneurial university, yaitu Stanford University. Universitas yang berada di jantung California’s Silicon Valley itu menjadi the world’s most innovative universities selama delapan tahun berturut-turut.
Reuters mengidentifikasi dan memberikan peringkat pada universitas yang paling banyak memajukan sains, menemukan teknologi baru, dan menggerakkan pasar serta industri baru.
Stanford telah berkontribusi besar pada pendirian perusahaan teknologi paling terkenal di dunia seperti Google dan Intel. Dari tahun ke tahun, Stanford memegang posisi teratas karena menghasilkan inovasi yang disitasi oleh peneliti lain di dunia dan industri.
Dalam hal ini, Reuters mendasarkan pada data dan analisis terkait pengajuan paten dan research paper citations dalam pemeringkatan. Reuters mencatat, paten yang diajukan Stanford dalam lima tahun berjumlah 728 dengan tingkat keberhasilan patent granted sebesar 40,8 persen dan skor komersialisasi paten sebesar 75,2.
PERUBAHAN FUNDAMENTAL
Berkaca pada keberhasilan Stanford University, menjadi entrepreneurial university menuntut perubahan fundamental dalam hal pengelolaan. Itu tidak mudah karena karakteristik PTN yang selama ini banyak menggantungkan anggaran dari pemerintah. Sistem pengelolaan universitas yang dikembangkan untuk mengelola integritas akademik juga kurang tepat diterapkan untuk mengelola komersialisasi.
Selain itu, PTN tidak memiliki naluri berkompetisi. Sebab, selama ini PTN hanya bersaing dengan PT swasta domestik. Padahal, dalam kondisi pasar pendidikan global saat ini, persaingan untuk memperoleh predikat fakultas terbaik, universitas terbaik, dan mahasiswa terbaik berlangsung sangat ketat.
Ketika harus melakukan komersialisasi, PTN juga belum memiliki banyak pengalaman. SDM yang dimiliki perguruan tinggi sangat ahli dalam teori, tetapi tidak memiliki rekam jejak pada dunia praktis (industri). Karena itu, kemitraan dengan industri menjadi jalan satu-satunya bagi PTN dalam melakukan komersialisasi dengan kapitalisasi pengetahuan.
Bagi Unair, menjadi entrepreneurial university bisa dimulai dengan fokus pada keunggulan di bidang health science dan natural science. Juga, teknologi. Bidang itu harus menghasilkan riset-riset berkualitas yang dihilirisasi menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Di sinilah entrepreneurship sangat dibutuhkan. Bagaimana mentransformasi hasil riset yang berskala laboratorium menjadi skala industri sehingga bisa dinikmati masyarakat. Tentu, sekaligus memberikan pendapatan yang akan meningkatkan kemandirian finansial Unair.
Banyak riset potensial yang telah dihasilkan Unair dan bisa dikapitalisasi. Di antaranya, berbagai vaksin seperti flu burung dan vaksin virus korona. Ada juga stem cell, semen sapi, cangkang kapsul berbahan rumput laut, dan berbagai obat herbal.
Sebagian sudah diskalaindustrikan dan diproduksi. Sebagian yang lain belum dan tidak memberikan kemanfaatan ekonomi baik bagi peneliti maupun Unair.
Kunci sukses dalam komersialisasi itu adalah kebersamaan dan kepedulian seluruh stakeholder Unair. Para peneliti harus mau menyerahkan hasil karyanya, termasuk paten, untuk dikembangkan dan dikomersialkan Unair. Selain memiliki potensi sukses lebih tinggi, itu juga akan memperluas kemanfaatan bagi masyarakat sekaligus kemanfaatan ekonomi bagi unair dan peneliti.
Selain itu, profesionalisme dan tata kelola yang baik juga sangat penting. Universitas perlu bekerja sama dengan industri dan menunjuk pengelola profesional. Mengandalkan SDM dari dalam yang tidak memiliki pengalaman industri menjadikan komersialisasi berjalan lamban dan melalui trial and error yang tidak efisien dari sisi waktu dan keuangan. (*)
*) Imron Mawardi adalah guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta wakil dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: