Aturan VAR Akan Diubah di Piala Dunia 2026, Rebound Penalti Dilarang

Aturan VAR Akan Diubah di Piala Dunia 2026, Rebound Penalti Dilarang

Ilustrasi penggunaan VAR.-FIFA-FIFA

HARIAN DISWAY - Sejak kemunculannya di tahun 2017, Video Assistant Referee (VAR) menjadi topik panas di dunia sepak bola. Awalnya diperkenalkan untuk meminimalkan kesalahan wasit, teknologi ini justru sering memicu perdebatan, terutama dalam keputusan terkait offside, handball, dan penalti .

Kini, menjelang Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, International Football Association Board (IFAB) dikabarkan tengah mempertimbangkan sejumlah perubahan besar pada aturan VAR dan penalti — yang bisa saja menjadi yang paling kontroversial dalam sejarah sepak bola modern.

Apa Saja Perubahan Aturan yang Dibahas?

1. Perluasan Wewenang VAR

Saat ini, tugas utama VAR adalah membantu wasit dalam keputusan empat kategori utama: gol, penalti, kartu merah, dan kesalahan identitas pemain. Namun, IFAB berencana memperluas ruang lingkup tersebut.

Salah satunya adalah mengizinkan VAR meninjau kartu kuning kedua yang berujung pada kartu merah. Selama ini, keputusan seperti ini tidak bisa ditinjau ulang secara teknologi, meski berdampak besar terhadap jalannya pertandingan.

BACA JUGA:Daftar 8 Regulasi Baru di Piala Dunia Antarklub 2025: Pakai AI hingga Tampilkan VAR

BACA JUGA:Tiga Keputusan Kontroversial VAR Liga Italia: Como vs Juventus, Empoli vs AC Milan, dan Torino vs Genoa

Contohnya, musim lalu, Arsenal sempat protes keras ketika Declan Rice diusir keluar karena menghalangi eksekusi tendangan bebas Brighton. VAR tidak bisa intervensi karena batasan aturan saat itu.

Walaupun rencana ini dinilai bisa meningkatkan akurasi keputusan, IFAB menegaskan bahwa proses review tidak boleh mengganggu ritme pertandingan .

2. Larangan Rebound Setelah Penalti

Namun, yang paling menyedot perhatian publik adalah rencana melarang rebound atau bola muntah setelah penalti ditepis kiper.

Jika aturan ini diterapkan, bola akan langsung dinyatakan mati begitu kiper berhasil menghentikan tendangan penalti. Artinya, tim penyerang tidak boleh menembakkan bola kembali ke gawang.

Menurut laporan The Times, IFAB akan menguji coba aturan ini sebelum memutuskan penerapannya.

Namun, waktu yang tersisa hingga Piala Dunia 2026 tergolong singkat, sehingga aturan ini kecil kemungkinan diterapkan dalam ajang empat tahunan tersebut.

BACA JUGA:Persebaya Waspadai Wasit VAR Aprisman Aranda Saat Lawan Bali United, 3 Kali Dirugikan!

BACA JUGA:Diskusi Bonek CMS: VAR Koreksi 182 Keputusan Wasit dalam 7 Pekan Liga 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: