Baby Blues: Ketika Bahagia Melahirkan Justru Diiringi Air Mata

Gejala umum baby blues yang muncul meliputi mood swing, menangis tanpa alasan jelas, mudah tersinggung, kelelahan ekstrem, sulit tidur meski bayi sedang tidur, dan perasaan cemas berlebihan. -iStockphoto-
Meski umumnya baby blues akan mereda sendiri dalam waktu 10–14 hari, penting bagi keluarga untuk memberikan dukungan penuh. Suami, orang tua, atau teman dekat perlu peka terhadap tanda-tanda kelelahan emosional pada ibu baru.
BACA JUGA: Bolehkah Ibu Hamil Menikmati Makanan Pedas? Ketahui Fakta dan Tip yang Aman untuk Diikuti!
Mendengarkan tanpa menghakimi, membantu pekerjaan rumah tangga, serta memastikan ibu cukup istirahat bisa menjadi langkah sederhana namun sangat berarti.
Yang perlu diwaspadai adalah ketika gejala tidak membaik setelah dua minggu, atau bahkan memburuk—misalnya ibu mulai menarik diri dari bayinya, merasa putus asa, atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Kondisi ini bukan lagi baby blues, melainkan depresi pascamelahirkan (postpartum depression) yang memerlukan penanganan profesional. Menurut WHO, sekitar 13% perempuan mengalami depresi pascapersalinan, dan jumlah ini bisa lebih tinggi di negara berkembang.
BACA JUGA: Tip Mom n Jo Cegah Baby Blues, Beri Perhatian Khusus Pada Kesehatan Mental Ibu Hamil
Di Indonesia, isu ini mulai mendapat perhatian lebih serius dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa rumah sakit telah menyediakan layanan konseling laktasi dan psikolog pascapersalinan, meski belum merata. Platform digital seperti Motherhope Indonesia dan Teman Bumil juga aktif memberikan edukasi soal kesehatan mental ibu.
Menangani baby blues bukan soal cepat pulih, tapi tentang memberi ruang aman bagi ibu untuk merasa, mengungkapkan, dan sembuh. Tidak ada formula pasti, karena setiap ibu memiliki pengalaman unik.
Namun, satu hal pasti: perempuan yang baru melahirkan butuh didengarkan, bukan dihakimi. Mereka tidak lemah—mereka hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan peran barunya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: