Siloam Hospitals Surabaya Luncurkan CUVIS, Bedah Lutut Robotik Pertama di Indonesia

Sesi panel discussion “The Future Walks with You” yang menhadirkan Dr. dr. Kukuh Dwiputra, SpOT (K), dr. Teddy Heri Wardhana, SpOT, dan pasien yang telah melakukan prosedur TKR dengan robotic CUVIS.-Siloam Hospitals-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Siloam Hospitals Surabaya resmi menghadirkan teknologi bedah robotik mutakhir asal Korea Selatan bernama CUVIS Robotic Surgical Asisstant.
Alat itu digunakan untuk prosedur total knee replacement (TKR). Yakni, tindakan medis untuk mengganti sendi lutut yang rusak atau kronis.
Penggunaan teknologi bedah robotik itu bisa membantu pasien osteoarthritis (OA) stadium lanjut. Misalnya, yang mengalami nyeri lutut kronis.
dr Teddy Heri Wardhana SpOT mengatakan, hasil operasi menggunakan teknologi bedah robotik itu lebih presisi dan minim nyeri. Masa pemulihannya pun bisa lebih cepat.
Menurutnya, CUVIS Robotic Surgical Assistant merupakan satu-satunya sistem robotik di Indonesia yang mampu melakukan pemotongan tulang lutut secara otomatis dengan tingkat presisi tinggi.
Keunggulan itu menjadikan CUVIS berbeda dari sistem robotik lainnya yang tersedia di Tanah Air.
Sebab, teknologi canggih itu memungkinkan dokter memetakan struktur lutut secara menyeluruh melalui CT-scan. Lalu menyusun rencana operasi berbasis visualisasi digital tiga dimensi.
"Tapi, tentu tetap di bawah kendali penuh dan pengawasan langsung dokter bedah ortopedi," katanya, Rabu, 13 Agustus 2025.
Teddy menambahkan, CUVIS Robotic Surgical Assistant bekerja secara real-time dengan tingkat akurasi tinggi, meminimalkan trauma jaringan, menurunkan risiko infeksi, dan mempercepat pemulihan pasca-operasi.
“CUVIS ini membantu kami melakukan operasi secara lebih presisi. Sehingga jaringan sehat bisa tetap terlindungi. Rasa nyeri lebih ringan, dan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu yang lebih singkat,” jelasnya.
Dr dr Kukuh Dwiputra Hernugrahanto SpOT(K) menambahkan, teknologi CUVIS memungkinkan para dokter menyesuaikan setiap langkah operasi sesuai anatomi unik pasien.
Dengan dukungan perencanaan digital tiga dimensi, hasil operasi lebih optimal. Pun, risiko komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: