80 Tahun Merdeka, Quo Vadis Pendidikan Nasional?

ILUSTRASI 80 Tahun Merdeka, Quo Vadis Pendidikan Nasional?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kini kita hidup di era yang kian akseleratif, saat teknologi mengubah cara kita belajar, bekerja, dan berinteraksi. Pendidikan Indonesia hanya akan kokoh jika fondasinya jelas, perannya tegas, dan visinya menembus batas siklus politik lima tahunan.
Untuk itu, kita butuh keberanian untuk menata ulang arah, kembali ke khitah mandat, dan memastikan bahwa pendidikan berjalan di jalurnya dengan penataan anggaran yang berkeadilan.
Tegasnya, pendidikan bukan sebagai proyek seremonial setiap pergantian rezim, melainkan sebagai lintasan panjang yang mengantarkan generasi masa depan menuju stasiun peradaban.
QUO VADIS?
Quo vadis? Pertanyaan itu bukan sekadar retorika. Pendidikan kita seperti kapal besar yang terus berlayar, tetapi kompasnya kian kabur. Kesalahan arah hari ini tidak hanya menyesatkan pelayaran, tetapi juga mewariskan kebingungan bagi generasi esok.
Anggaran pendidikan, sebesar 20 persen APBN, tidak boleh menguap menjadi papan nama dan foto peresmian, tetapi harus mengalir menjadi kualitas guru yang mumpuni, fasilitas belajar yang memadai, dan kurikulum yang mengasah kompetensi serta karakter generasi masa depan.
Kemerdekaan tanpa pendidikan yang tangguh, berdampak, dan mendunia hanyalah kemerdekaan setengah hati. Nelson Mandela telah mengingatkan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia (education is the most powerful weapon which you can use to change the world).
Janji kemerdekaan hanya sahih bila setiap anak mendapat hak yang sama untuk bermimpi dan menggapai masa depan.
Delapan puluh tahun kemerdekaan adalah momen untuk kembali menatap kompas itu. Pendidikan sejati tidak diukur dari megahnya gedung atau tebalnya dokumen visi, tetapi dari kemampuannya memerdekakan pikiran, menegakkan karakter, dan membangun peradaban.
Tanpa arah yang benar, kita mungkin terus berjalan, tetapi sesungguhnya hanya berputar-putar di dermaga yang sama.
Inilah saatnya memastikan layar kapal pendidikan kita terkembang penuh, haluannya teguh, dan pelayarannya mengantarkan generasi mendatang menuju samudra masa depan yang luas, bermartabat, dan penuh harapan. (*)
*) Machsus adalah Wakil rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: