Riot: Civil Unrest, Bermain Peran Sebagai Polisi Atau Demonstran di Berbagai Kerusuhan

Ingin merasakan bagaimana kerusuhan demo di belahan dunia? Coba saja game Riot: Civil Unrest. --Nintendo
HARIAN DISWAY – Pernahkah Anda membayangkan diri Anda sebagai pemimpin kerusuhan? Atau sebaliknya, berdiri di barisan aparat yang berusaha meredam massa yang marah? Pertanyaan itu seolah terjawab lewat Riot: Civil Unrest, sebuah game indie yang tak biasa.
Game itu pertama kali rilis pada 2017 sebagai akses awal. Lalu resmi diluncurkan pada Februari 2019 oleh Merge Games bersama Leonard Menchiari, sang pengembang utama.
Menchiari bukan sosok sembarangan. Dia terinspirasi dari pengalamannya di Italia, tepatnya saat menyaksikan demonstrasi TAV (proyek kereta cepat di Italia Utara) yang berujung bentrok antara polisi dan warga.
BACA JUGA:GameSir X5s Hadir untuk Gamer Budget: Fitur Premium dengan Harga Setengah Razer Kishi
Dari sanalah ide Riot: Civil Unrest lahir. Menjadi sebuah permainan yang merekam realitas sosial yang jarang disentuh industri game.
Pemain di Riot: Civil Unrest bisa memilih jalan damai atau kekerasan sebagai polisi atau demonstran. --rackvica.webbly
Jika game pada umumnya memberi kita kontrol penuh untuk menembak, membangun, atau menyelamatkan dunia, Riot: Civil Unrest justru menempatkan pemain pada dilema.
Menjadi aparat dengan segala kekuatan senjata dan strategi, atau menjadi massa yang menuntut hak sambil menghadapi represi. Dua sisi yang sama-sama menegangkan. Namun, menyisakan pertanyaan etis yang berat.
BACA JUGA:Retro Game is Back! Kebangkitan Game Jadul Bikin Nostalgia
Permainan itu membawa empat skenario nyata dari berbagai belahan dunia. Pertama, kerusuhan di Kereta Cepat Italia (No TAV). Kedua, konflik Indignados di Spanyol. Ketiga, aksi besar di Yunani saat krisis ekonomi menghantam.
Dan keempat, tragedi Tahrir Square di Mesir, simbol kebangkitan rakyat di tengah Arab Spring. Menchiari dan timnya memasukkan semua itu bukan sekadar latar belakang.
Tapi sebagai pesan sosial. Bahwa di balik layar kaca, dunia nyata sering kali lebih kacau dari yang kita bayangkan.
BACA JUGA:Retro Game is Back! Kebangkitan Game Jadul Bikin Nostalgia
Gameplay-nya unik. Jika memilih menjadi aparat, pemain harus mengendalikan pasukan anti huru-hara, lengkap dengan gas air mata, perisai, dan strategi formasi. Tujuannya jelas. Yakni membubarkan kerumunan, menjaga stabilitas, atau bahkan mencegah eskalasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: