Lipstick Effect, Fenomena Konsumsi Kecil di Tengah Krisis Ekonomi

Lipstick Effect, Fenomena Konsumsi Kecil di Tengah Krisis Ekonomi

Lipstick Effect merupakan fenomena cenderung membeli barang-barang kecil yang terjangkau saat kondisi ekonomi sedang lesu--freepik.com

HARIAN DISWAY - Krisis ekonomi yang tengah melanda memaksa masyarakat melakukan penyesuaian dalam gaya hidup.

Dengan pendapatan yang relatif tetap, sementara kebutuhan semakin meningkat, banyak individu memilih mengurangi pengeluaran besar. Seperti liburan, gadget, atau barang mewah lainnya.

Namun, di sisi lain, masyarakat mencari cara lain untuk tetap memperoleh kepuasan diri, salah satunya melalui fenomena yang dikenal dengan istilah lipstick effect.

BACA JUGA:Tren No Buy Year, Tantangan Hidup Tanpa Belanja Impulsif Selama Setahun

Lipstick effect merujuk pada kecenderungan masyarakat membeli produk kecil yang terjangkau. Seperti lipstik, parfum, aksesori, atau makanan ringan.

Itu dilakukan sebagai bentuk pelarian emosional ketika tidak mampu membeli barang mewah. Meski sederhana, tindakan itu memberi rasa puas, bahagia, bahkan meningkatkan suasana hati.

Menurut Investopedia, fenomena itu pertama kali diperkenalkan oleh Juliet Schor pada 1998 dalam bukunya The Overspent American.

BACA JUGA:Rahasia Belanja Online Tetap Bijak, Anti Kantong Kering

Istilah lipstick effect kemudian dipopulerkan oleh Leonard Lauder, pimpinan perusahaan kosmetik multinasional Estee Lauder, pada 2001.

Saat itu, setelah peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, Lauder mengamati adanya peningkatan penjualan lipstik meski kondisi ekonomi sedang melemah.

Pengamatan tersebut memperkuat keyakinan bahwa produk kecil dan terjangkau tetap diminati konsumen pada masa krisis. Karena mampu memberikan kepuasan emosional tanpa menimbulkan beban finansial besar.

BACA JUGA:6 Tip Belanja Cerdas saat Payday, Dompet Tetap Aman Sampai Akhir Bulan

Secara psikologis, lipstick effect juga dianggap sebagai mekanisme koping (coping mechanism) untuk mengurangi stres, kecemasan, maupun tekanan finansial.


Saat ekonomi lesu, kondisi tersebut dapat menimbulkan tekanan finansial, kecemasan, dan stres--freepik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber