Maraknya Kasus Cacingan di Indonesia, IDAI Ungkapkan Lemahnya Layanan Kesehatan Dasar

Ketua IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, tekankan pentingnya penguatan layanan kesehatan primer untuk cegah kasus cacingan berulang.-disway.id-
BACA JUGA:Sambut Porseni Madrasah Ibtidaiyah, Wali Kota Pasuruan Dukung Siswa Menyukai Olahraga
Hal ini sejalan dengan konsep kesehatan berbasis komunitas. Sistem yang mengedepankan pencegahan lebih murah, efektif, dan berdampak jangka panjang bagi tumbuh kembang anak.
“Sehingga ayo kita guyub sama-sama, kita kuatkan kembali nih fondasi masyarakat, keguyuban masyarakat Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia itu, ayo kita buktikan,” ujar dr. Piprim menambahkan.
BACA JUGA:IDAI Beberkan 10 Tantangan yang Dihadapi Anak Indonesia Masa Kini
Selain itu, faktor lingkungan juga tidak boleh diabaikan. Rumah dengan lantai tanah, sanitasi buruk, dan air tercemar meningkatkan risiko anak terinfeksi cacing.
Dr. Piprim menilai langkah konkret harus segera dilakukan. Perbaikan rumah warga yang berisiko dan pemberian obat cacing rutin setiap enam bulan adalah kunci pencegahan.
BACA JUGA:Musim Hujan, IDAI Ingatkan Peningkatan Risiko Penyakit Diare Pada Balita
“Jangan lagi kemudian timbul anak-anak, nanti sekarang 1 kg cacing, beberapa waktu kemudian 2 kg cacingnya. Jangan sampai seperti itu ya. Sudahlah cukuplah, korban-korban itu jangan muncul lagi,” tegasnya.
Infeksi cacing kronis bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius. Cacing tambang dapat memicu anemia dengan menyerap darah dari usus anak.
BACA JUGA:Pneumonia Pada Anak Merebak di Tiongkok, IDAI: Bukan Bakteri Baru
Selain itu, cacing juga mengambil nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya, anak mengalami kekurangan gizi yang berdampak panjang pada kesehatan.
Stunting juga menjadi ancaman nyata bagi balita yang terinfeksi cacing. Pertumbuhan fisik bisa terhambat akibat kekurangan nutrisi dan anemia.
BACA JUGA:Ngeri! IDAI Ungkap Dampak Paparan Polusi Udara Pada Anak, Bisa Gangguan Organ Saat Dewasa
Dampak lain yang jarang disadari adalah penurunan kecerdasan. Anak yang lesu dan sulit berkonsentrasi akibat cacingan seringkali mengalami prestasi akademik menurun.
Karena itu, IDAI menekankan pentingnya investasi pada upaya promotif. Posyandu, ibu-ibu PKK, puskesmas, hingga perangkat desa harus aktif untuk mencegah masalah sejak dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id