Reformasi atau Eksperimen Politik?: Albania Tunjuk Menteri AI

Reformasi atau Eksperimen Politik?: Albania Tunjuk Menteri AI

ILUSTRASI Reformasi atau Eksperimen Politik?: Albania Tunjuk Menteri AI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

ALBANIA kembali mencuri perhatian dunia. Perdana Menteri Edi Rama, yang dikenal memiliki latar belakang seniman sekaligus politikus, memperkenalkan menteri baru dalam kabinetnya. Bedanya, menteri itu bukan manusia. Ia adalah Diella, sosok virtual berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

”Diella adalah anggota (pemerintah) pertama yang tidak hadir secara fisik, tetapi secara virtual diciptakan oleh kecerdasan buatan,” kata Rama saat memperkenalkan kabinet baru Partai Sosialis pasca kemenangan besar dalam pemilu Mei lalu.

Rama menegaskan, Diella akan memegang kendali atas semua keputusan tender publik. ”Diella akan 100 persen bebas korupsi dan setiap dana publik yang diajukan ke prosedur tender akan sepenuhnya transparan,” tambahnya.

BACA JUGA:Transformasi Peran Pemerintah dalam 25 Tahun Reformasi: Dari Penguasa ke Mitra

BACA JUGA:RUU TNI: Reformasi Mundur Teratur

DARI ASISTEN VIRTUAL KE MENTERI KABINET

Nama Diella, yang berarti ”matahari” dalam bahasa Albania, sejatinya bukan barang baru. Dia diluncurkan pada Januari 2025 sebagai asisten virtual di platform e-Albania, portal resmi layanan publik negara itu. 

Dengan tampil menyerupai seorang perempuan dalam kostum tradisional Albania, Diella membantu warga mengakses hampir 1.000 layanan publik serta telah menerbitkan lebih dari 36.000 dokumen digital.

Kini perannya diperluas: tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga mengawasi salah satu titik rawan korupsi terbesar dalam birokrasi: pengadaan barang dan jasa.

BACA JUGA:Menjaga Amanat Reformasi ABRI

BACA JUGA:Pekerja Migran Indonesia, Antara Hak Warga dan Reformasi Birokrasi

KONTROVERSI HUKUM DAN ETIKA

Pengangkatan Diella memicu perdebatan serius. Dari perspektif hukum, konstitusi Albania tidak pernah membayangkan seorang ”menteri” bisa berupa program komputer. 

Pertanyaan pun muncul: jika ada keputusan yang salah, siapa yang bertanggung jawab? Apakah pengembang sistem, pejabat pemerintah, atau Diella sendiri?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: