Vonis Hukuman bagi Pembunuh Remaja Jombang: Para Pelaku Anak Punk

Vonis Hukuman bagi Pembunuh Remaja Jombang: Para Pelaku Anak Punk

ILUSTRASI Vonis Hukuman bagi Pembunuh Remaja Jombang: Para Pelaku Anak Punk.-Arya-Harian Disway-

Kelompok itu membentuk kultur. Ideologi mereka anti kemapanan, promosi kebebasan individu, etika DIY (do it yourself). Mereka kelompok seniman.

Selanjutnya mengarah politis, antikapitalisme, antiotoritarianisme, antikorporatisme, tapi tidak menjual diri bagi wanita.

Pada 1976 kelompok punk muncul di London, kemudian seantero Britania Raya. Kulturnya mirip dengan di AS, dengan penampilan fisik juga mirip.

Mereka kelompok anak muda pencinta seni. Ditambahi etika DIY yang mengutamakan kemandirian hidup. Tidak lagi bergantung ke ortu. Suatu sikap hidup yang positif. 

Di Indonesia, kebanyakan dianut anak-anak orang pinggiran. Atau, anak-anak korban broken home. Anak-anak telantar. Walaupun ada juga anak orang kaya. Tapi, perilaku mereka umumnya dinilai negatif. 

Di Kota Santri Jombang pun ada kelompok itu. Punk Jombang. Yakni, enam anak dan remaja pembunuh Faiz. Mereka, kecuali tiga pelaku anak, akan menghabiskan masa remaja di balik terali besi. 

Bagaimana nasib mereka setelah bebas hukuman? Apakah masa depan mereka suram?

Wyoming Public Media, 7 Juli 2012, berjudul After Murder: Learning To Live After You’ve Killed, mengungkap hasil wawancara dengan penulis buku soal nasib para narapidana pembunuh serta mantan narapidana pembunuh.

Topik naskah itu diangkat dari buku karya Nancy Mullane berjudul Life After Murder: Five Men in Search of Redemption. Buku tersebut hasil wawancara Mullane dengan para narapidana pembunuh di penjara San Quentin, California, AS. 

Kehidupan seperti apa setelah pembunuh bebas hukuman? Apakah mereka berpotensi membunuh orang lagi?

Di naskah itu Mullane menceritakan pengalaman selama wawancara dengan para narapidana pembunuh di penjara. Dia mengatakan, kebetulan napi yang dia wawancarai berperangai baik. Mereka rata-rata menyesal dan tobat.

Mullane: ”Awalnya, kesan saya saat itu: pembunuh ini dikurung di balik dinding. Asumsinya, jika mereka memiliki akses ke orang-orang di luar, mereka akan membunuh lagi. Waktu itu saya berasumsi bahwa mereka juga ingin membunuh saya.”

Kenyataannya tidak begitu. Para napi yang ditemui Mullane rata-rata baik. Mereka bicara dengan sopan dan menyesali perbuatan mereka.

Soal residivisme pembunuhan, Mullane mengungkap data (2012), begini:

Di California dari 1990 hingga 31 Mei 2011, sekitar 1.000 napi pembunuhan tingkat pertama (berencana) atau kedua (tidak berencana) dibebaskan dari tahanan California. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: