Jelajah Hong Kong bersama HKTB (13): Trem Ding-Ding dan Ngong Ping 360 jadi Favorit Wisatawan

Trem itu menawarkan perjalanan yang terjangkau tanpa memandang jarak. Sistem pembayarannya saat ini semakin mudah.

Bisa melalui Octopus Card atau kartu pembayaran khas Hong Kong, kartu kredit, pembayaran digital, maupun uang tunai. 

BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (9): Sehari Jelang Topan Super Ragasa

Pembayaran menggunakan tunai dilakukan dengan cara memasukkannya dalam kotak koin di pintu keluar bagian depan.

Hong Kong Tramways, bus bertingkat pariwisata unggulan yang mengantar wisatawan ke berbagai rute menarik.-Hong Kong Tourism Board-

Ya, pintu keluarnya di bagian depan. Sistem naik dan turun Hong Kong Tramways berbeda dari bus atau MTR. 

Penumpang masuk dari pintu belakang. Kemudian keluar dari pintu depan setelah membayar ongkos. Meski kecepatannya hanya berkisar 25-30 km/jam, perjalanan dengan trem memberikan kesempatan untuk menikmati lanskap kota Hong Kong dengan santai.

BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (8): Ketemu Bruce Lee di Avenue of Stars

Sejarah panjang trem tersebut juga menarik disimak. Generasi pertama hanya berupa trem satu lantai. Dengan kelas berbeda bagi penumpang.

Pada 1912, trem dua lantai pertama diperkenalkan dengan desain atap terbuka. Kemudian ditingkatkan dengan kanvas penutup pada 1913. 

Hingga pada 1925, lahir desain yang mirip dengan trem saat iniL dek atas tertutup sepenuhnya. Kini, Hong Kong memiliki 165 armada trem.

BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (7): Menyusuri K11 Musea, Cicipi Chinese Tea di Yung's Bistro

Hong Kong Tramways tercatat dalam Guinness World Records sebagai operator trem dua lantai terbesar di dunia.

Transportasi wisata unggulan lainnya di Hong Kong adalah Ngong Ping 360. Itu merupakan wahana kereta gantung. Menghubungkan kawasan Tung Chung dengan Dataran Tinggi Ngong Ping. 

Kereta gantung tersebut menawarkan pemandangan spektakuler dari atas. Akan tampak Hong Kong International Airport, perbukitan hijau, hingga patung raksasa Tian Tan Buddha di kejauhan.

Sumber: harian disway