Melawan Alienasi Politik lewat Estetika, Saat Kesenian Jadi ”Ruang Aman” Demokrasi

ILUSTRASI Melawan Alienasi Politik lewat Estetika, Saat Kesenian Jadi ”Ruang Aman” Demokrasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Gerakan seni di tingkat akar rumput memainkan peran penting dengan adanya proses kreatif yang partisipatif, komunitas seni membangun modal sosial berupa jaringan kepercayaan, solidaritas, dan kerja sama yang sulit tercipta melalui kebijakan formal.
Dari sanalah lahir kekuatan sosial yang tidak tampak di statistik, tetapi nyata menopang masyarakat ketika menghadapi tekanan, konflik, atau perubahan.
Di situlah kesenian bekerja –menciptakan hal-hal yang tak bisa dihitung, tetapi nyata menjaga masyarakat tetap utuh. Demokrasi tidak hanya tumbuh dari institusi politik, tetapi dari kepercayaan yang terbangun di antara warga.
Kesenian memainkan peran yang tidak bisa diukur oleh statistik: ia membangun rasa percaya, menyalakan empati, dan menjaga masyarakat tetap utuh bahkan di tengah perubahan yang cepat.
Pemerintah daerah harus berhenti melihat kesenian sebagai semata-mata proyek yang dilihat dari kacamata ekonomi, menghitung keuntungan yang bisa diperoleh, atau angka-angka yang fana dampaknya dalam pembangunan masyarakat.
Teater Api dan Omah Ndhuwur jangan hanya dilihat sebagai objek yang butuh pendanaan atau hanya sebagai pelengkap estetika kota. Mereka adalah laboratorium demokrasi dan investasi pada modal sosial yang paling dasar dalam komunitas.
Menciptakan ruang ”nyeni” dalam masyarakat sama halnya membangun saluran dialog yang aman dan jujur di tengah masyarakat yang rentan polarisasi. (*)
*) Achmad Muzakky Cholily adalah aktivis budaya Surabaya dan antropolog.
*) Lintang Wahyusih Nirmala adalah dosen antropologi Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: