Suami Bunuh Istri di Banyuwangi Menyerah ke Polisi: Femisida Masih Mengejutkan

Suami Bunuh Istri di Banyuwangi Menyerah ke Polisi: Femisida Masih Mengejutkan

ILUSTRASI Suami Bunuh Istri di Banyuwangi Menyerah ke Polisi: Femisida Masih Mengejutkan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Diungkapkan, di Australia pada 2020 terjadi femisida rata-rata satu kasus dalam sepekan. Bandingkan dengan di Indonesia yang hampir satu kasus per hari. 

Diungkapkan, suatu tindakan kekerasan berbasis gender tidak hanya menyiratkan bahwa itu adalah kekerasan laki-laki terhadap perempuan meski sering kali demikian. Kekerasan tersebut terutama didorong oleh dimensi sosial dan struktural gender.

Itu berarti, gender berperan penting dalam menentukan siapa yang melakukan kekerasan, siapa yang menjadi sasaran, bagaimana, dan mengapa.

Dalam kasus pembunuhan keluarga, penelitian menunjukkan bahwa hampir secara eksklusif dilakukan laki-laki dalam hubungan keluarga heteroseksual.

Riwayat KDRT merupakan faktor risiko utama. Studi-studi individual tentang pembunuhan keluarga menunjukkan tingkat yang bervariasi, tetapi tinjauan terbaru terhadap studi-studi yang ada menemukan riwayat KDRT teridentifikasi pada 39 persen hingga 92 persen kasus.

Faktor risiko utama lainnya adalah korban dewasa yang meninggalkan, atau menyampaikan niat untuk meninggalkan, hubungan (cerai). Itu pemicu lain untuk pembunuhan oleh pasangan intim atau kekerasan yang intensif.

Namun, pembunuhan keluarga tidak selalu didahului KDRT. Keinginan dan rasa berhak pria untuk mengendalikan – terutama atas keuangan dan ”unit” keluarga– merupakan faktor yang lebih umum. Pembunuhan keluarga sering terjadi ketika pelaku merasa bahwa kendali lelaki makin berkurang.

Hilangnya kendali atas ranah ”maskulin” merupakan inti dari pembunuhan keluarga. Meskipun, di situ tidak ada riwayat KDRT. 

Beberapa pelaku yang tindakannya mungkin tampak ”tiba-tiba” telah digambarkan dalam studi penelitian sebagai pelaku yang hidupnya berantakan dengan cara yang sangat terkait dengan identitas gender mereka (maskulinitas).

Mengingat faktor-faktor itu, pembunuhan dalam keluarga biasanya direncanakan.

Aneka kasus pembunuhan keluarga di Australia disebabkan, antara lain, kesulitan keuangan, perpisahan yang akan segera terjadi, atau perselisihan hak asuh anak, kemudian dilakukan perencanaan pembunuhan yang matang.

Pada  2016, misalnya, Fernando Manrique membunuh Maria Lutz dan kedua anak mereka, Elisa dan Martin, dengan memompa gas karbon monoksida ke dalam rumah saat mereka tidur. Fernando juga meninggal di tempat kejadian karena gas tersebut.

Penyelidikan atas pembunuhan tersebut menemukan bahwa meskipun tidak ada riwayat KDRT di keluarga itu, Fernando Manrique punya sikap posesif terhadap istrinya. Saat itu ia mengalami tekanan keuangan dan merencanakan kejahatan tersebut selama beberapa minggu ketika ia menyadari Maria akan meninggalkannya.

Dari situ bisa disimpulkan, penyebab femisida dan familisida ada dua: riwayat KDRT dan sikap posesif pelaku. Sikap posesif adalah sifat seseorang ingin memiliki secara berlebihan terhadap orang lain. Dalam hal ini, suami terhadap istri.

Sikap posesif suami ditandai dengan perilaku mengontrol dan membatasi pasangan secara berlebihan. Mengontrol total. Bahkan, memata-matai pasangannya. Itu akibat rasa takut pelaku kehilangan pasangannya, juga akibat rendahnya kepercayaan diri, serta rasa tidak aman (insecure) jika seandainya berpisah dengan pasangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: