Diungkap, Motif Suami Bunuh Istri di Banyuwangi: Pelaku Takut Kehilangan

Diungkap, Motif Suami Bunuh Istri di Banyuwangi: Pelaku Takut Kehilangan

ILUSTRASI Diungkap, Motif Suami Bunuh Istri di Banyuwangi: Pelaku Takut Kehilangan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Suami Bunuh Istri saat Proses Cerai: Siasat Kecil Tersangka

Kesimpulan polisi, Gandi takut perselingkuhannya bakal ketahuan istri. Maka, ia bunuh istrinya. Kelihatan aneh sekali. Sesungguhnya tidak aneh.

Itu suatu dikotomi yang paradoks. Mbulet. Dua sikap yang tampak bertentangan, tetapi saling terkait menyatu. Belit-berbelit. Gandi takut perselingkuhannya diketahui istri, berarti ia mencintai istri. Tapi, ia sekaligus mengkhianati. Atau, ia takut istrinya marah setelah tahu perselingkuhan itu, padahal ia masih mencintai istri, tapi ia membunuhnyi.

Begitulah pembunuhan. Ketika seseorang memaksakan kehendak yang menyenangkan egonya, kegembiraannya. Gembira dengan wanita lain. Ia paksakan mati-matian agar gembira dalam kemesraan itu abadi. 

BACA JUGA:Problem Suami Bunuh Istri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan

BACA JUGA:Suami Bunuh Istri yang Penyanyi di Bandung

Lalu, ia khawatir kemesraan dengan yang lain itu akan segera berakhir. Maka, orang penyebab putusnya kegembiraan harus dimatikan. Walaupun sang pemutus adalah orang yang dicintai.

Perlu kilas balik, Gandi menikahi Dian 2011. Waktu itu Gandi perjaka, Dian janda dua anak. Mereka sama-sama pekerja bidang keuangan. Beda usia mereka segitu. Pernikahan mereka menghasilkan satu anak, kini kelas VII SMP di Banyuwangi. 

Sedangkan dua anak Dian dari perkawinan sebelumnya, si sulung kini kuliah di perguruan tinggi di Malang, Jatim, dan indekos di sana. Adiknya sekolah SMK di Banyuwangi. Jadi, rumah TKP pembunuhan dihuni empat orang: Gandi, Dian, dan anak-anak mereka.

BACA JUGA:Telisik Suami Bunuh Istri

BACA JUGA:Suami Bunuh Istri di Cikarang, Bekasi: Para Tetangga Takut Hantu di Rumah Pembunuhan

Pembunuhan terjadi Senin pagi, 20 Oktober 2025. Semestinya, pagi itu rumah tersebut kosong. Ayah-ibu bekerja, anak-anak sekolah. Terus, simaklah kesaksian tetangga belakang rumah pelaku-korban, Deni Tri Rahayu, yang juga ketua RT setempat.

Rahayu: ”Kami para tetangga sangat kaget (atas pembunuhan itu). Mereka (pelaku dan korban) belum lama ini pulang umrah ke tanah suci. Mereka orang baik. Bu Dian aktif di pengajian ibu-ibu.”

Peristiwa itu terjadi sehari setelah Dian pulang dari rekreasi ke Bali. Dia pulang Minggu sore, habis berwisata dengan teman-teman sekantor BCA (tanpa suami) ke Bali.

Senin pagi, 20 Oktober 2025, Rahayu melihat hal tidak biasa di rumah pelaku dan korban. Biasanya, maksimal pukul 07.00 rumah itu sudah kosong. Gandi dan Dian bekerja, anak-anak sekolah. Pagi itu tidak. Sampai sekitar pukul 08.00 Dian masih di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: