Undika Kompetisikan Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam FITCOM 3.0 Smart Farm

Undika Kompetisikan Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam FITCOM 3.0 Smart Farm

Sambutan pembukaan FITCOM 3.0 oleh Tan Amelia, Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika Universitas Dinamika (Undika). - Afif Siwi - Harian Disway

Diskominfo Jatim, menurut Imam, mendukung kegiatan tersebut karena sejalan dengan misi instansi. "Misi kami adalah mendorong tumbuhnya generasi digital,” ungkapnya. 

BACA JUGA:Universitas Dinamika Gelar Festival Paskibra, Diikuti 62 Tim Tingkat SMP dan SMA se Jawa Timur

BACA JUGA: Perayaan Dies Natalis ke-41 Universitas Dinamika: Pawai Motor Listrik dan Bagikan Bibit Melon Emas

Banyaknya peserta dan beragamnya kategori lomba membuat panitia harus memanfatkan beberapa gedung di kampus. Peserta web programming dan cyber security berada di lantai 9. Sedangkan, peserta IoT menyiapkan alat dan melakukan presentasi di lantai 1, dekat lobi.

“Di sini, kami membuat teknologi IoT dilengkapi dengan pH sensor untuk mengukur asam dan basa air pada akuaponik. Ada juga pakan otomatis. Harapannya, petani bisa dengan mudah mengontrol pakan dan kualitas air,” ungkap M. Rasyid Albana.

Ia adalah anggota tim SMA Al-Abidin Bilingual Boarding School (ABBS) Surakarta. Bersama kelompok yang lain, ia berusaha mencuri perhatian juri lewat presentasi IoT yang menarik.


RASYID ALBANA menyiapkan alat untuk akuaponik berbasis IoT. - Afif Siwi - Harian Disway

Tim dari sekolah lain menampilkan alat pengukur kelembapan tanah untuk menyiram tanaman secara otomatis. Pengguna tinggal mengatur penyiraman otomatis lewat aplikasi.

BACA JUGA:Rayakan Hari Film Nasional, Universitas Dinamika Surabaya Gelar Ngabuburit Sambil Diskusi Film

BACA JUGA:Universitas Dinamika Hadirkan Program Hybrid dan Blended Learning

Sensor penyiram akan mendeteksi kelembapan tanah sebelum menjalankan tugas utamanya untuk menyiram tanah. Alatnya pun bisa bergerak maju dan mundur.

“Kalau tanahnya kering, akan menyala secara otomatis. Tetapi, juga bisa diatur secara manual. Jika kelembaban kurang dari 30 persen, maka alat ini akan menyemprotkan air untuk menyiram tanaman," terang Trisna Dewi, anggota tim SMAS Muhammadiyah 2 Genteng.

Dia menambahkan bahwa aplikasi tersebut bisa dikendalikan dari jarak jauh. Alat tersebut cocok digunakan untuk area perkebunan. Proses pembuatannya makan waktu dua minggu.

Tujuan penciptaan teknologi itu adalah membuat para petani tidak kerepotan menyiram tanaman. Sehingga, pekerjaan menjadi lebih efisien.

BACA JUGA:Inovasi Mahasiswa Petra Christian University Jawab Tantangan Zaman Lewat AI dan IoT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: