Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (62): Pancuran Menari di Bekas Waduk Limbah

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (62): Pancuran Menari di Bekas Waduk Limbah

AIR MANCUR MENARI di kompleks taman rekreasi Ashuda. Dulu, tempat ini adalah waduk pembuangan limbah.-Doan Widhiandono-

Kisahnya dimulai pada 1966. Ketika itu, kolam—atau waduk—limbah Majiatian dibangun oleh Institut Desain Tambang Logam Ferrous Kementerian Metalurgi. Kolam raksasa itu mulai beroperasi pada 1970. Menampung lebih dari 160 juta meter kubik limbah tambang.

Ketinggian bendungan utamanya mencapai 210 meter. Ia pun menjadi waduk kelas satu dengan kapasitas penyimpanan luar biasa.

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

BACA JUGA:Bagua Zhang, Filosofi Seni Bela Diri dari Tiongkok yang Mengalir Seperti Naga

Namun pada 31 Desember 2020, seiring dengan implementasi pemikiran peradaban ekologis Xi Jinping, Pangang resmi menghentikan pembuangan limbah. Proyek penutupan pun dimulai. 

Waduk Longtangou ditutup pada Juni 2021, disusul Ashuda pada Mei 2022. Dua bulan kemudian, tim ahli menuntaskan audit akhir. Dan pada 29 September 2022, Pemerintah Distrik Timur Panzhihua mengumumkan: Majiatian tailing reservoir resmi ditutup.

Penutupan itu bukan sekadar formalitas. Total 85 juta yuan digelontorkan untuk mengubah area itu menjadi ruang hijau. Proyek itu melibatkan 9.280 meter saluran pencegah banjir, 8.045 meter saluran berbentuk tulang ikan, 1.728 meter saluran drainase memanjang, serta 1,56 juta meter persegi area penghijauan vegetatif.

Lahan datar seluas lebih dari 267 hektare kemudian disulap menjadi taman tematik: perpaduan antara ekowisata, olahraga, penelitian, dan pengembangan ekonomi udara rendah (low-altitude economy).


MAKET tempat rekreasi Ashuda yang dulunya merupakan waduk pembuangan limbah tambang.-Doan Widhiandono-

Hasilnya menakjubkan. Kini kawasan itu dikenal sebagai Ashuda Four Seasons Sea of Flowers. Lautan Bunga Empat Musim.

Setiap sudutnya dipenuhi hamparan bunga yang berganti warna sesuai musim. Di tengahnya berdiri plaza air mancur menari. Juga zona olahraga dengan lapangan sepak bola berstandar pelatihan profesional. ’’Kami mendapat konsultan pembangunan lapangan olahraga itu dari Portugal,’’ ujar pemandu.

Ya, itulah proyek yang menyatukan rekreasi, konservasi, dan pendidikan ekologi.

Pemerintah kota dan Pangang sepakat menjadikan proyek sebagai model “mengubah limbah menjadi harta”.

Kolaborasi resmi antara perusahaan dan pemerintah ditandatangani pada 5 Desember 2021. Berdasar perjanjian itu, area waduk diserahkan kepada pemerintah distrik untuk pengembangan publik. Sementara Pangang tetap memegang tanggung jawab utama atas stabilitas bendungan dan pengelolaan fasilitas keselamatan.

BACA JUGA:Tiongkok Angkat Bicara Soal Polemik dan Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: