Motif Pembunuhan Guru Muda SMPN 46 OKU: Gegara Pelaku Batuk

Motif Pembunuhan Guru Muda SMPN 46 OKU: Gegara Pelaku Batuk

ILUSTRASI Motif Pembunuhan Guru Muda SMPN 46 OKU: Gegara Pelaku Batuk.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Resta melapor ke tetangga. Dua tetangga pria bersama Resta membuka kamar kos itu. Tampaklah Sayidatul tergeletak di lantai dengan kedua tangan dan kaki terikat kuat. Sayidatul sudah tidak bergerak. Warga lapor polisi. Barulah, polisi menyelidiki.

Saksi penting bagi polisi adalah pemilik kos, bersaksi bahwa Sayidatul sempat lapor bahwa ada laki-laki batuk di kamar kosong itu. Dari situlah polisi menyelidiki. Fokusnya, siapa yang bisa masuk kamar kosong tersebut sehingga tidur dan batuk?

Iwan ditangkap di rumah ortunya tanpa perlawanan. 

Polisi menjerat tersangka dengan sangkaan utama pasal 340. Sangkaan subsider Pasal 338 KUHP, pembunuhan tidak berencana. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. 

Motif versi tersangka itu tidak menggambarkan suatu perencanaan pembunuhan. Itu pembunuhan dadakan.  Tersangka datang ke sana tidak membawa senjata. Ia mematikan korban dengan pukulan tangan, terutama cekikan. Tidak tampak unsur perencanaan.

Jika pengakuan tersangka itu benar, motifnya sangat sepele. Tidak rasional. Misalnya, mengapa Iwan tidak tidur di rumah ortunya? Mengapa ia tidak tidur di masjid? Mengapa ia pilih tidur di kamar kosong yang berisiko itu?

Ujung motifnya adalah tersangka batuk. Saat tersangka batuk, korban mendengar. Dari situlah kejadian berikutnya bergulir, berakhir di pembunuhan.

Sebagai gambaran, Sayidatul tinggal di kamar kos tersebut sejak awal Oktober 2025. Atau, belum dua bulan. Sehari-hari Sayidatul bekerja, mengajar. Oleh karena itu, dia tak punya waktu untuk ngobrol dengan tetangga, yang memungkinkan menimbulkan motif pembunuhan. 

Sayidatul tidak kenal Iwan. Saat Sayidatul indekos di sana, Iwan sudah bukan penjaga kamar kos tersebut. Pelaku dan korban bertemu mendadak dalam kondisi seperti itu. Tanpa latar belakang interaksi.

Namun, polisi masih menyelidiki lebih lanjut tentang motif. Polisi masih menguji kebenaran motif versi tersangka. Motif versi tersangka itu seperti anak-anak main petak umpet, lalu kepergok. 

Motif itu terlalu lemah untuk ukuran pembunuhan berencana.

Mungkin, penyidik mempertimbangkan kekejaman pelaku. Membunuh guru muda yang sedang giat-giatnya mengajar di daerah terpencil. Mematikan harapan anak-anak didik di pedalaman untuk menuntut ilmu. Itu kekejaman. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: