Rumah Sakit Pendidikan di Dunia Kedokteran

Rumah Sakit Pendidikan di Dunia Kedokteran

ILUSTRASI Rumah Sakit Pendidikan di Dunia Kedokteran.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Gibran Janji Bangun Rumah Sakit Di Tiap Kabupaten

Ketika integrasi antara pelayanan, pendidikan, dan riset berjalan baik, rumah sakit pendidikan tidak hanya menghasilkan dokter dan spesialis/sub spesialis yang kompeten, tetapi juga menghadirkan inovasi medis berbasis riset yang langsung diterapkan terhadap pelayanan pasien. 

Salah satu keunggulan rumah sakit universitas di Indonesia adalah yang dimiliki perguruan tinggi, artinya otomatis juga mempunyai sumber daya yang mumpuni dalam hal penelitian, pendidikan, di luar bidang pelayanan. 

Semua dokternya otomatis dosen yang terbiasa dengan tridarma perguruan tinggi, yang salah satunya adalah penelitian. Praktik klinik yang baik adalah berbasis bukti ilmiah, dikenal sebagai evidence based medicine

Dalam memberikan pelayanan sehari-hari, dokter di RS universitas di Indonesia terbiasa berpikir ilmiah. Karena terbiasa mengajar mahasiswa, tidak sekadar memberikan pelayanan kepada pasien. 

Dalam konteks ini, peran rumah sakit pendidikan menjadi sangat strategis. Sebab, selain sebagai pilar pelayanan kesehatan, juga sebagai pusat pendidikan dan riset kedokteran. Membangun rumah sakit pendidikan perguruan tinggi/universitas yang kuat bukan hanya soal kapasitas lokal, melainkan juga soal daya saing global.

Secara global, aspirasi itu bukan tanpa contoh. Dilansir dalam Newsweek dan Statista, terdapat pemeringkatan World’s Best Hospitals 2025 yang mencakup 2.445 rumah sakit dari 30 negara, sebagian besar puncak peringkat ditempati rumah sakit pendidikan. 

Puncak peringkat 10 besar tersebut ditempati rumah sakit pendidikan seperti The Johns Hopkins Hospital, Massachusetts General Hospital, Ronald Reagan UCLA Medical Center, Stanford Health Care–Stanford Hospital, Brigham and Women’s Hospital, dan Northwestern Memorial. 

Penilaian tersebut didasarkan pada survei lebih dari 85.000 tenaga medis profesional, metrik kualitas rumah sakit, pengalaman pasien, hingga patient-reported outcome measures (PROMs). 

Hal itu menunjukkan bahwa rumah sakit pendidikan milik universitas mempunyai potensi riset, pelayanan, dan reputasi yang setara rumah sakit kelas dunia. Penelitian dan riset kelas dunia di bidang kedokteran banyak dihasilkan dari rumah sakit pendidikan milik perguruan tinggi atau afiliasinya.

Mengacu pada konteks nasional, juga terdapat beberapa rumah sakit-rumah sakit pendidikan di Indonesia yang memiliki potensi untuk menuju rumah sakit pendidikan yang dapat bersaing dalam konteks mancanegara. 

Beberapa RS milik perguruan tinggi (khususnya perguruan tinggi negeri) tersebut, telah menunjukkan kiprahnya dengan mendapatkan penghargaan dari lembaga internasional, baik pada apek pelayanan, pemberdayaan komunitas, maupun inovasi layanan dan menjadi tempat penelitian berskala luas dengan melibatkan lembaga asing. 

Hal itu menunjukkan bahwa rumah sakit pendidikan Indonesia memiliki landasan yang kokoh untuk naik kelas –dengan syarat transformasi dilakukan secara komprehensif. 

Namun, potensi besar itu belum sepenuhnya termanfaatkan di banyak rumah sakit pendidikan milik perguruan tinggi di Indonesia. Minimnya diversifikasi pendapatan membuat rumah sakit pendidikan sangat rentan terhadap  perubahan dinamika kebijakan BPJS. 

Keterbatasan infrastruktur modern dan teknologi digital memperlambat adopsi praktik kedokteran berbasis bukti yang seharusnya menjadi standar akademik. Selain itu, jumlah dan kompetensi SDM –baik klinis maupun nonklinis– belum merata di berbagai unit sehingga produktivitas layanan dan mutu pendidikan tidak optimal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: