Menyulamkan Suara Perempuan Lewat Workshop Sashiko "We Knit Your Voice"

Menyulamkan Suara Perempuan Lewat Workshop Sashiko

Workshop Art Therapy "We Knit Your Voice" bersama Savy Amira berkolaborasi dengan Mahasiswa DFT UK Petra dan Praktikan LP3U Untag Surabaya-Ayu Savy Amira-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dunia memang tidak selalu berpihak pada yang lemah, khususnya perempuan. Kekerasan terhadap perempuan seringkali dikerdilkan sebagai hal yang biasa. Sementara, mereka yang bersuara dibungkam. 

Praktik-praktik yang mengekalkan inferioritas perempuan itu sering membuat perempuan tertekan. Padahal, esensi perempuan sebagai manusia sama berharganya dengan yang lain. Suara, tubuh, dan martabat perempuan setara dengan laki-laki. 

Dalam rangkaian peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP), Savy Amira berkolaborasi dengan Desain Fashion dan Tekstil (DFT) UK Petra Surabaya serta LP3U Untag Surabaya menggelar Workshop Art Therapy Teknik Sulam Sashiko bertajuk We Knit Your Voice

“Perempuan memang realitanya rentan mengalami kekerasan ya. Dan, itu bisa terjadi di lingkup apapun," ungkap Vonny K Wiyani, kandidat psikolog yang merupakan fasilitator workshop, kepada Harian Disway saat ditemui di Spazio Tower pada Sabtu, 13 Desember 2025.

BACA JUGA:Perempuan dan Bencana Alam Buatan Manusia

BACA JUGA:Perempuan


VONNY K WIYANI dalam Workshop Art Therapy “We Knit Your Voice” pada Sabtu, 13 Desember 2025. -Ayu Savy Amira untuk Harian Disway

Vonny menambahkan bahwa perempuan dibekali kecerdasan untuk beradaptasi dan mencari cara untuk survive dalam kondisi tertekan. Namun, kadangkala mekanisme bertahan itu juga melemahkan fisik serta merontokkan mental. 

"Nah, kami di Savy Amira itu menyediakan pendampingan. Baik dari segi hukum maupun psikologis sesuai kebutuhan mereka yang mengakses pendampingan kami,” lanjutnya.

Dengan raut muka prihatin, Vony mengungkapkan bahwa kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan terus terjadi di setiap pekannya di Surabaya.

"Workshop seperti yang kami selenggarakan hari ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengajak para penyintas kekerasan menyembuhkan luka diri mereka," lanjut Vonny.

BACA JUGA:Curhat dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental, Jangan Pendam Sendirian

BACA JUGA:Seni sebagai Terapi, Ekspresi Diri untuk Kesehatan Mental

Self healing lewat teknik sulam sashiko dipilih sebagai jembatan untuk menjangkau jiwa yang lemah. Sebab, seni adalah cara yang paling halus untuk mengungkapkan keresahan dan ketakutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: