Haul Gus Dur Pahlawan: Semangat Kemanusiaan yang Menggema Melampaui Waktu

Haul Gus Dur Pahlawan: Semangat Kemanusiaan yang Menggema Melampaui Waktu

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ramai oleh khalayak yang berziarah ke makam Gus Dur. Umat dari seantero Nusantara berikhtiar hadir dalam rangkaian agenda haul kewafatannya. --iStockphoto

Khofifah juga mengungkapkan pesan Gus Dur yang baru dia berani sampaikan pada kesempatan ini: ketika beliau wafat, di batu nisannya diinginkan tertulis ”Here Rests a Humanist”. 

Menurutnya, pesan itu menunjukkan bahwa Gus Dur bukan hanya simbol pluralisme, mlainkan juga tokoh kemanusiaan yang melampaui sekat agama, budaya, dan bangsa. ”Beliau adalah Bapak Kemanusiaan yang jejak pemikirannya hidup di banyak hati, tidak hanya di Jawa Timur, NU, atau Indonesia, tetapi juga di dunia,” tegasnya.

Dia menambahkan bahwa kehadiran ribuan jamaah adalah bentuk ikhtiar bersama untuk meneladani jalan hidup Gus Dur –notasi sebagai pahlawan nasional, tetapi sebagai tokoh yang memberi kekuatan moral bagi semua.

SUASANA MERIAH: JAMAAH DAN PEDAGANG KECIL MERAIH BERKAH

Sejak pagi, ribuan muhibbin dan peziarah mulai menyemut ke area pesantren, membawa suasana yang meriah dan penuh kehangatan. 

Di sela-sela lantunan doa dan tausiah, geliat ekonomi rakyat tampak nyata dengan kehadiran sekitar 250 pedagang kecil yang berjejer rapi di sepanjang akses menuju lokasi utama. Mereka menjual berbagai barang, mulai kuliner, atribut santri, hingga cendera mata.

Bagi para pedagang, momen haul Gus Dur memiliki makna ganda: sebagai sarana mencari nafkah dan upaya menjemput keberkahan. Muhammad Nandra, pedagang jajanan krispi asal Desa Banjaragung, mengaku selalu menantikan acara itu. 

”Berbeda dengan hari biasa, berjualan di sini terasa lebih berkah, dan pendapatan meningkat drastis,” ujarnya dengan wajah semringah. Ekonomi lokal di Kecamatan Diwek juga mengalami kenaikan aktivitas yang signifikan selama acara berlangsung.

Selain itu, acara diisi dengan Khatmil Qur’an yang dimulai pukul 05.30 WIB dan ditutup dengan doa yang dipimpin Gus Kikin. Menurut Koordinator Acara Ustadz Maleka, terdapat 610 peserta yang datang dari berbagai daerah seperti Malang, Trenggalek, Kediri, dan Lumajang. 

Sebanyak 80 majelis di desa-desa Kecamatan Diwek juga berpartisipasi, membuktikan sinergi yang kuat dalam menyukseskan acara.

INOVASI DAN MOTIVASI HIDUP SEPERTI GUS DUR, MENJADI PAHLAWAN SETIAP HARI

Haul Ke-16 Gus Dur tidak hanya menjadi momen peringatan, tetapi juga momentum untuk menginspirasi generasi muda dan seluruh masyarakat. 

Semangat keikhlasan, kesederhanaan, dan kemanusiaan Gus Dur dapat dijadikan inovasi dalam hidup sehari-hari: bagaimana kita membangun hubungan yang hangat, membela yang lemah, dan hidup tanpa ego.

Kita tidak perlu menjadi presiden atau tokoh besar untuk menjadi pahlawan. Seperti Gus Dur, setiap orang dapat menjadi pahlawan dalam tindakan kecilnya –dengan berbagi, menunjukkan kasih sayang, dan menjaga persatuan. 

Motivasi dari haul kali ini adalah untuk menjadikan keteladanan Gus Dur sebagai pijakan untuk membangun bangsa yang lebih adil, damai, dan penuh keberkahan bagi semua. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: