Pembunuhan gegara Utang Koperasi Rp 500 Ribu: Miskin Bikin Orang Jahat?

Pembunuhan gegara Utang Koperasi Rp 500 Ribu: Miskin Bikin Orang Jahat?

ILUSTRASI Pembunuhan gegara Utang Koperasi Rp 500 Ribu: Miskin Bikin Orang Jahat?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Ini kejahatan orang miskin. Pedagang siomay keliling di Lampung, Salam Prayitno, 46, utang Rp 500 ribu ke Koperasi Lampung Jaya Bersatu. Untuk jualan siomay. Setiap ditagih, ia berbelit. Juru tagih Pandra Apriliadi, 21, kesal karena takut dipecat bosnya. Maka, ia terus menagih. Namun, itu membuatnya dibunuh Salam dengan cara digorok.

KEMISKINAN campur kejahatan di kasus ini menghasilkan kekejaman luar biasa. Leher korban nyaris putus. Golok pelaku sampai mematahkan tulang leher. Itu dikatakan ahli forensik pemeriksa mayat di RS Bhayangkara Lampung I Putu Swartama.

Padahal, sumber perkara utang Rp 500 ribu yang dalam perjanjian diangsur empat kali dalam sebulan. Per angsuran Rp 125 ribu. Salam belum pernah bayar.

BACA JUGA:Pembunuhan Driver Ojol Asal Sidoarjo di Gresik: Pelaku Pancing Korban

BACA JUGA:Pembunuhan Suami oleh Istri di Kalimantan Selatan (Kalsel): Berebut Relasi Kuasa

Paman korban Pandra bernama Andi, kepada wartawan, Kamis, 31 Juli 2025, menceritakan kronologi kejadian, begini:

Minggu petang, 27 Juli 2025, Pandra pamit ke keluarga hendak menagih utang nasabah. Ia bekerja bagian tukang tagih di koperasi itu. Ia tinggal bersama orang tua di jalan H Mansyur, Desa Gedung Ketapang, Kecamatan Sungkai Selatan, Lampung Utara.

Semestinya hari Minggu Pandra libur. Namun, sehari sebelumnya ia ditelepon nasabah bernama Salam, katanya hendak membayar. Pandra diminta datang ke rumahnya esoknya, Minggu malam.

BACA JUGA:Pembunuhan-Pemerkosaan Gadis Terborgol di Cisauk, Tangerang: Waspadai Pacar Toksik

BACA JUGA:Pembunuhan Jurnalis Juwita: Seks, Cinta, Pembunuhan

Pandra berangkat naik motor. Menuju rumah Salam di Desa Purworejo, Branti, Lampung Selatan. Tiba di sana, ia bertemu Salam. Pandora menagih. Ternyata tidak langsung dibayar.

Salam bilang, ia akan utang ke tetangga untuk bayar cicilan koperasi Rp 125 ribu itu. Pandra menunggu di ruang tamu. Sejenak kemudian, Salam masuk rumahnya, mengatakan ke Pandra, si tetangga tidak punya uang. Pandra heran, katanya Salam siap bayar.

Kemudian, Salam keluar lagi, katanya untuk cari utangan ke tetangga lain. Beberapa saat kemudian ia masuk rumah lagi, katanya, tetangga kedua juga tak punya uang. Maka, Salam mengajak Pandra pergi untuk cari utangan ke teman.

BACA JUGA:Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: