HARIAN DISWAY - Periode puncak ibadah haji yang berlangsung di padang Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) mengalami banyak hambatan.
Hal tersebut mulai terasa ketika Jamaah Haji bakal bergeser dari Muzdalifah ke Mina menjelang tengah malam tanggal 9 Dzulhijjah waktu Arab Saudi atau hari Selasa, 27 Juni waktu tanah air.
Menurut jadwal, jamaah akan berangsur-angsur diangkut menuju Mina pada pukul 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS) dan tiba seluruhnya di Mina pada 10 Dzulhijjah (29 Juni 2023) pukul 09.00 WAS.
BACA JUGA:Macet Parah, Kemenag Protes Ke Mashariq: Hak Jamaah Harus Dipenuhi
BACA JUGA:Penyebab Macet Parah Jalur Muzdalifah-Mina
Namun, shuttle bus yang seharusnya mengangkut jamaah mengalami kemacetan di jalur Mina-Muzdalifah. Membuat para jamaah yang tertinggal di Mina terlantar selama berjam-jam tanpa makanan dan minuman hingga siang hari.
Pihak PPIH pun bergerak cepat dengan mendistribusikan air minum dan buah-buahan pada titik-titik jamaah yang menunggu.
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief mengungkapkan, bahwa jamaah baru bisa keluar seluruhnya dari Mina pada 10 Dzulhijjah pukul 13.30 WAS.
BACA JUGA:Jamaah Mulai Melontar Jumroh di Mina
BACA JUGA:Rangkaian Puncak Haji Rampung, Jamaah Nafar Tsani Kembali Ke Makkah
Tidak berhenti di situ, saat di Mina pun, berbagai masalah muncul. Mulai dari jamaah yang tidak mendapatkan tempat, hingga jamaah yang terpisah dari kelompoknya.
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid mengungkapkan, puncak haji di Armina adalah salah satu fase penyelenggaraan ibadah haji yang proses penyiapan layanannya menjadi tanggung jawab Mashariq.
Mashariq adalah agensi resmi dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang menjalankan operasional pelayanan Jamaah Haji.
BACA JUGA:Sempat Macet Parah, Semua Jemaah Indonesia sudah Tinggalkan Muzdalifah
BACA JUGA:Cerita Jemaah Haji yang Sempat Telantar di Muzdalifah