BACA JUGA:Simbiosis Mutualisme Dunia Industri dan Perguruan Tinggi
BACA JUGA:Wujudkan Entrepreneurship University
Menurut Prof Nasih, lulusan mana pun dari fakultas apa pun harus mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Perlu disadari bahwa zaman telah berubah.
Masyarakat dan dunia industri telah berubah memasuki era digital dan era kapitalisme informasional yang membutuhkan respons yang berbeda pula dari para lulusan. Di era post-industrial seperti sekarang, tidak mungkin lulusan yang pas-pasan dan tidak kreatif akan dapat menaklukkan pasar kerja.
Harus diakui bahwa iklim kompetisi pasar kerja dari tahun ke tahun cenderung makin ketat. Tidak mungkin lulusan yang hanya mengandalkan pada koneksi akan mampu survive dan menembus kontestasi pasar kerja yang makin ketat.
BACA JUGA:Kolaborasi Internasional yang Egaliter
BACA JUGA:Akuntansi Tradisional vs Strategik
Ketika pasar kerja makin kontraktual dan profesional, yang namanya koneksi dan nepotisme pelan-pelan tidak akan lagi memperoleh tempat. Para lulusan yang memiliki kompetensi keahlian yang mumpuni niscaya akan dapat memenangkan persaingan dan mampu membuktikan kompetensi terbaiknya.
”Anda harus tampil penuh percaya diri agar sanggup bersaing di kancah nasional maupun internasional. Sebab, kepercayaan diri adalah modal yang sangat kuat dan menjadi kunci untuk membuka keberhasilan pada masa yang akan datang,” pesan Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih.
Sebagai lulusan dari perguruan tinggi yang memiliki reputasi membanggakan seperti Universitas Airlangga, para wisudawan patut berbangga dan percaya diri karena mereka semua adalah insan-insan terpilih.
Dari sekitar 3,7 juta jumlah lulusan SMA, MA, dan SMK, menurut Deputi Menteri Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK, Prof R Agus Sartono, tidak semua mampu masuk dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Dari data Kemenko PMK, hanya 35 hingga 40 persen atau 1,8 juta lulusan SMA yang bisa meneruskan kuliah ke perguruan tinggi. Ada kurang lebih 1,9 juta lulusan SMA yang tidak terserap oleh perguruan tinggi. Oleh sebab itu, menjadi lulusan perguruan tinggi adalah anugerah sekaligus amanah.
Soft Skill
Untuk dapat bersaing memperebutkan slot-slot yang tersedia dalam pasar kerja, harus diakui bukan hal yang mudah. Selain kompetensi akademik, indeks prestasi yang bagus dan prestasi lain yang membanggakan, yang tak kalah penting, sesungguhnya adalah kompetensi nonakademik.
Seorang lulusan perguruan tinggi sebaik apa pun, jika kemudian tidak memiliki sikap sosial yang baik, bukan tidak mungkin ia akan kehilangan peluang untuk dapat diterima di pasar kerja yang diinginkan.