Hence Virgorina (berpakaian putih) menjelaskan karyanya berjudul -Syahrul Rozaq- BACA JUGA: Chairil Anwar di Balik Lukisan Affandi BACA JUGA: Dalam Pameran Lukisan-Drawing “Pertamaku” Pelukis Clik Prisha Pamungkas Ciptakan Simbol-simbol Personal Dua sisi itu ditunjukkan melalui karya-karya ekspresifnya. Paling tampak adalah karya berjudul sama dengan tajuk pamerannya. Yakni Dua Sisi. Dalam lukisan itu, Hence memvisualkan tangan yang menggenggam sepatu perempuan dan sepatu boots. ''Seperti yang saya bilang tadi, saya bisa feminin dan maskulin. Saya bisa menggunakan sepatu berhak tinggi. Tapi sering juga pakai boots,” ungkap dia.
Perupa Hence Virgorina dengan dua lukisannya, dalam pameran bertajuk -Sahirol Layeli- Padahal, Hence dulu melakoni gaya realisme. Kini dia tampil dengan goresan dan warna-warni liar khas ekspresif. Perubahan gaya melukis itu diawali melalui lukisan berjudul Manusia yang Merugi. Sebuah lukisan tentang suasana keramaian di Eropa yang dilukis tahun 2022. Lewat gaya ekspresionisme, Hence dapat meluapkan segala uneg-uneg serta membuatnya lepas. Lukisan Dua Sisi itu bagi Hence merepresentasikan dirinya. Kadang hanya tampak sisi femininnya saja, kadang maskulin. Tapi pernah pula dua sisi keluar secara bersamaan.
Moh Anis (kiri) dan Hence Virgorina (kanan) menyaksikan lukisan yang dipajang di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 25 Agustus 2023.-Moch Sahirol-Harian Disway BACA JUGA: Lukisan Langit Shandong BACA JUGA: Usir Kemarahan, Pierce Brosnan Meditasi dengan Lukisan ''Tetapi jika sudah muncul secara bersamaan, dua sisi itu saling mengontrol satu sama lain. Saya tidak tampak terlalu feminin, tapi juga tak kelewat maskulin,'' ungkapnya. Seperti tajuk pamerannya, Hence mengenakan pakaian dua sisi hitam putih dan separo wajahnya tertutup topeng hitam. ''Semua lukisan ini, meski menggambarkan suasana keramaian atau pemandangan, tapi sebenarnya itu gambaran diri saya,'' ungkap perupa 52 tahun itu.
Seorang pengunjung mengamati lukisan Hence Virgorina berjudul -Sahirol Layeli- Karyanya yang lain berjudul Membelah Sepi. Bahwa sepi terkadang datang menyelimuti diri. Sepi bisa dialami seseorang ketika berada di tempat ramai. Bisa pula datang secara tiba-tiba. Bagi Hence, rasa sepi dan kesepian seseorang itu sebenarnya muncul dalam hatinya. Maka lewat Membelah Sepi, dia melukis suasana Jalan Tunjungan saat lengang. Namun, cahaya dan bias bayang bangunan serta pilar lampu di bagian bawah, menunjukkan suasana: bahwa sepi itu sebenarnya tak pernah benar-benar sepi.
Hence Virgorina saat melukis on the spot. Lukisan abstrak-ekspresionis, berdasar gerak penari dan gejolak batin.-Sahirol Layeli- Hence terjun dalam dunia seni rupa secara otodidak sejak tahun 2011. Dia memutuskan untuk total dalam berkarya sejak tujuh tahun lalu. Hence menekuni teknik melukis sejak awal. Mulai dari basic drawing, kemudian melukis realis dengan media pensil dan cat. Namun setelah sekian lama menggambar realis, itu tak memuaskan hatinya. BACA JUGA: Pameran Lukisan Di Antara Hujan, Maknai Ingatan Silam Dia mulai mencoba gaya yang menurutnya impresionisme dan mulai merasa pas. Karena dengan gaya itu dia lebih bebas. Tapi jika karya-karyanya disebut impresionisme, itu kurang tepat. Sebab, goresan Hence tak berkutat pada penangkapan impresi cahaya. Lebih liar lagi. Dia cenderung spontan. Warna-warna pilihannya merupakan gambaran emosi atau gejolak batin Hence itu sendiri. Dia memiliki objek favorit. Yakni city scape dan human interest. Objek tersebut konsisten ada dalam karya-karyanya. Seperti telah disebutkan, keduanya lebih mampu menggambarkan dirinya. Pameran Dua Sisi digelar di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya. Berlangsung dari tanggal 25 Agustus hingga tanggal 3 September 2023. (*)