Pakar Komunikasi: Muncul Tren Penguatan Digital Marketing Communication Jelang Pemilu 2024

Kamis 14-09-2023,17:54 WIB
Reporter : dmpr Stikosa-AWS
Editor : Noor Arief Prasetyo

"Pertama, peningkatan penggunaan media sosial. Media sosial telah menjadi platform yang penting bagi pemasar untuk membangun hubungan dengan audiens mereka. Melalui media sosial, pemasar dapat membagikan konten yang relevan dan menarik, serta berinteraksi secara langsung dengan konsumen," jelasnya.

Kedua, lanjut dia, munculnya pemasaran konten. Pemasaran konten adalah strategi pemasaran yang berfokus pada penciptaan dan distribusi konten yang bernilai bagi audiens. "Konten yang berkualitas dapat membantu pemasar membangun kepercayaan dan kredibilitas dengan audiens mereka," kata Jokhanan.

BACA JUGA:Cara Membuat KTP Online Cepat dan Tanpa Ribet!

BACA JUGA:Bansos BPNT Tahap Empat Sudah Cair, Buruan Cek Nama Anda

Ketiga, peningkatan penggunaan pemasaran seluler. Pemasaran seluler adalah strategi pemasaran yang dirancang untuk menjangkau audiens melalui perangkat seluler. Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan perangkat seluler, pemasar perlu menyesuaikan strategi mereka agar dapat menjangkau audiens ini.

"Selain itu, isu-isu lain yang juga relevan dengan digital marketing communications saat ini antara lain perkembangan artificial intelligence atau AI, kesadaran akan privasi dan keamanan data, dan kebutuhan akan pemasaran yang berkelanjutan," paparnya.

Isu-isu yang ada ini akan terus berkembang dan menuntut para pemasar untuk terus belajar dan beradaptasi.

Secara teknis, dalam konteks Pemilu 2024, isu-isu tersebut dapat menjadi peluang bagi para calon untuk menjangkau dan melibatkan pemilih.

BACA JUGA:Gaya Hidup Kaum Rebahan: Sedentary Lifestlye Renggut 2 Juta Nyawa per Tahun

BACA JUGA:Penyebab Demensia dan Cara Menghindarinya

"Misalnya pengaruh teknologi digital terhadap strategi kampanye. Para calon dapat menggunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan pemilih, membagikan konten yang relevan dan menarik, serta berinteraksi secara langsung dengan pemilih," jelas Jokhanan.

Pemilih usia muda 17 – 40 tahun, menjadi sasaran perebutan kontestasi politik. Di era transformasi digital ini, pemilih usia tersebut kecenderungan aktivitasnya tidak lepas dari gawai, internet dan media sosial. 

Februari 2023 kemarin, laman tempo.co mengunggah berita tentang Pemilu, dengan judul KPU (Komisi Pemilihan Umum) Sebut 60 persen Pemilih Indonesia di Pemilu 2024 Didominasi Kelompok Muda.

Di berita itu August Mellaz anggota KPU mengatakan,  ”Berdasarkan data DP4 (Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu) dari pemerintah proporsi pemilih 2024 yang 14 Februari nanti mencapai usia 17-39 tahun itu 55 sampai 60 persen".

Secara teoretis, pemilih berasal dari Gen Y dan Z sebagai generasi Milenial. Politisi menangkap momentum tersebut dengan membidik strategi pemasaran kampanye politik melalui media – media digital.

Maraknya pemasaran konten, juga membuat para calon dapat membuat pesan yang berkualitas untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas dengan pemilih. Konten tersebut dapat berupa video, artikel, atau podcast.

Kategori :