SELAMA enam abad, pada zaman Kesultanan Utsmaniyah, bangsa Palestina adalah bangsa yang aman, damai, adil, makmur, dan beradab. Di tanah Palestina yang membentang di pesisir Laut Mediterania (Laut Tengah), masyarakat Arab Palestina yang beragama Islam serta Kristen dan masyarakat Yahudi hidup dengan damai.
Perang Dunia I mengubah segalanya. Bangsa Palestina porak-poranda, hancur lebur, tidak ada lagi perdamaian, dan warga Arab dengan Yahudi menjadi bermusuhan.
BACA JUGA:Banjir Dukungan! Bella Hadid Minta Presiden Biden Serukan Gencatan Senjata di Palestina
BACA JUGA:7.000 Orang Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel, Catatan Otoritas Kesehatan Gaza
Palestina kalah dalam segala hal: mempertahankan kedaulatan wilayah, kehidupan sosial ekonomi, dan dalam konflik militer. Kalah oleh israel, negara yang didirikan secara sepihak oleh politisi Yahudi ultranasionalis sayap kanan (zionis).
Mengapa bisa terjadi? Siapa yang sesungguhnya mengkhianti bangsa Palestina?
Kelompok Zionis
Pihak pertama yang patut dipersalahkan atas hancurnya bangsa dan negara Palestina saat ini adalah kelompok zionis. Yakni, gerakan ultranasionalisme kaum Yahudi yang bercita-cita mendirikan negara sendiri bagi bangsa Yahudi.
BACA JUGA:Konsistensi Dukungan ke Palestina, Quo Vadis?
BACA JUGA:Tragedi Kemanusiaan di Gaza dan Hipokrisi Barat-Amerika Serikat
Gerakan yang dipelopori politikus Yahudi Theodor Herzl pada awal 1900-an itu mengampanyekan seruan agar bangsa Yahudi memiliki negara sendiri. Sayang, tanah yang diincar untuk menjadi negara tersebut adalah tanah Palestina yang dianggap sebagai Promised Land (Tanah yang Dijanjikan) sebagaimana keyakinan dalam ajaran agama mereka.
Gerakan zionisme tampak tidak signifikan dan kurang mendapatkan tempat hingga pecahnya Perang Dunia I (1914–1918). Perang Dunia I dipicu oleh tewasnya Pangeran Franz Ferdinand (Austria-Hungaria) yang ditembak seorang milisi Serbia di Sarajevo.
Austria-Hungaria menuntut pertanggungjawaban Serbia hingga kemudian memicu Perang Dunia I. Ada dua kekuatan besar dalam perang itu, yaitu Kekuatan Sekutu (Prancis, Inggris, Rusia, Serbia, Italia, dan Amerika Serikat yang ikut perang sejak 1917) melawan Kekuatan Sentral (Jerman, Austria-Hungaria, Bulgaria, dan Kesultanan Utsmaniyah).
BACA JUGA:Tanpa Selebrasi Juara, Islam Makhachev Kibarkan Bendera Palestina di UFC 294 Abu Dhabi